Analisis Puisi:
Puisi "Khotbah" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya yang mencengangkan, penuh dengan penggambaran yang kontroversial dan puitis. Puisi ini mengeksplorasi berbagai tema seperti agama, kehidupan, kekuasaan, dan hasrat manusia.
Penggambaran Gereja dan Khotbah: Puisi ini dibuka dengan gambaran gereja yang penuh dengan orang dan suasana keagamaan. Seorang padri muda dengan wajah molek dan suci berdiri di mimbar, menyampaikan khotbahnya. Namun, kejadian yang terjadi kemudian mengubah konteks khotbah tersebut secara drastis.
Ironi dalam Tidak Ada Khotbah: Meskipun berada di gereja, padri tersebut menyatakan, "Hari ini khotbah tak ada." Ironi terletak pada fakta bahwa kehadiran di gereja seharusnya untuk mendengarkan khotbah, tetapi dalam konteks puisi ini, padri justru mengumumkan ketidakadaan khotbah. Ini menciptakan rasa kebingungan dan keheranan di antara jemaah.
Kebingungan dan Kegelisahan Jemaah: Reaksi jemaah terhadap pernyataan padri menciptakan atmosfer kebingungan dan kegelisahan. Mereka tidak beranjak dan tetap duduk, bertanya-tanya mengapa tidak ada khotbah. Puisi ini menggambarkan suasana yang tegang dan membingungkan di dalam gereja.
Transformasi Menjadi Pesta dan Kehancuran: Secara mendadak, suasana berubah drastis. Padri yang awalnya bersikap suci dan resmi diubah oleh W.S. Rendra menjadi simbol kehancuran dan perusakan. Jemaah yang awalnya bersikap sopan dan serius tiba-tiba menjadi bagian dari perayaan liar dan kegilaan. Transformasi ini menciptakan kontras yang kuat, menggambarkan ambivalensi antara keagamaan dan keinginan manusia.
Pemberontakan terhadap Kebijaksanaan dan Kekuasaan: Puisi ini mencerminkan pemberontakan terhadap norma-norma keagamaan dan kebijaksanaan. Melalui adegan pesta dan perusakan, W.S. Rendra mengeksplorasi tema pemberontakan terhadap otoritas dan norma-norma yang mencekik. Bahkan dalam suasana gereja, keinginan untuk melepaskan diri dari aturan dan norma tampak begitu kuat.
Gaya Bahasa Puitis dan Simbolisme: Gaya bahasa puitis W.S. Rendra tercermin dalam penggunaan imaji dan simbolisme yang kuat. Metafora seperti "suara aneh dari mulut mereka" dan "bau keras yang perlu dicegah dengan segera" memberikan warna puitis pada karya ini. Simbol-simbol seperti "cha-cha-cha" dan "la-la-la" menciptakan ritme dan nuansa kegilaan.
Kritik Sosial dan Politik: Puisi ini dapat diinterpretasikan sebagai kritik sosial dan politik. W.S. Rendra menggambarkan bagaimana kekuasaan dan agama dapat dimanipulasi untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Pemberontakan yang terjadi dalam puisi mencerminkan ketidakpuasan terhadap struktur sosial yang ada.
Secara keseluruhan, "Khotbah" adalah sebuah puisi yang kontroversial dan mendalam. W.S. Rendra berhasil menciptakan gambaran yang kuat tentang konflik antara norma keagamaan dan hasrat manusia, sambil menyelipkan kritik sosial yang tajam.
Karya: W.S. Rendra
Biodata W.S. Rendra:
- W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
- W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.