Sumber: Kompas (2 Desember 2017)
Analisis Puisi:
Puisi "Kuburan Imperium" karya Binhad Nurrohmat adalah sebuah karya yang menyajikan refleksi mendalam tentang kematian kekuasaan dan peradaban, serta bagaimana sejarah dan budaya suatu imperium akhirnya terbenam dalam kenangan yang pudar. Puisi ini, dengan gaya naratif yang kuat, mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana kejayaan masa lalu hanya menjadi jejak samar yang terkubur di balik reruntuhan dan perubahan zaman.
Struktur dan Isi Puisi
Puisi ini dibagi menjadi sembilan bagian, masing-masing memberikan perspektif yang berbeda tentang bagaimana imperium-imperium besar di masa lalu akhirnya runtuh dan dilupakan. Setiap bagian mengangkat tema yang beragam, mulai dari kekuasaan, agama, perang, hingga dampak modernisasi.
- Kuburan Imperium (1): Bagian pertama ini menggambarkan kejatuhan raja dan bangsawan, serta bagaimana kekuasaan yang dulu diagungkan kini hanya menjadi kenangan yang terkubur dalam reruntuhan. Binhad menggambarkan bagaimana imperium, yang dulu memerintah dengan kekuatan, kini hanya tersisa dalam bentuk kisah-kisah yang terlupakan dan tertelan oleh waktu.
- Kuburan Imperium (2): Di bagian kedua, puisi ini mengangkat tema perubahan dan modernisasi. Kota-kota yang dulu menjadi pusat kekuasaan kini berubah menjadi tempat-tempat yang dipenuhi dengan teknologi dan industrialisasi. Masa lalu yang gemilang tergantikan oleh hiruk-pikuk kehidupan modern, di mana kenangan akan kejayaan silam perlahan-lahan memudar.
- Kuburan Imperium (3): Bagian ini memfokuskan pada suasana sunyi yang menyelimuti situs-situs bersejarah. Di sini, Binhad menggambarkan bagaimana alam dan waktu perlahan-lahan mengikis peninggalan-peninggalan masa lalu, hingga yang tersisa hanya bayang-bayang dari kejayaan yang telah hilang. Tema ini diperkuat dengan citra candi, retakan, dan abu waktu yang terkubur di bawah ingatan.
- Kuburan Imperium (4): Bagian keempat menghadirkan gambaran tentang perubahan yang terjadi di situs-situs sejarah, di mana kekuasaan dan upacara kerajaan telah tergantikan oleh kehidupan sehari-hari masyarakat modern. Di sini, puisi ini memperlihatkan bagaimana perubahan zaman telah menghapus tradisi lama, menggantinya dengan budaya baru yang tidak lagi mengenal atau menghargai masa lalu.
- Kuburan Imperium (5): Pada bagian kelima, Binhad mengangkat tema tentang transformasi kekuasaan dan bagaimana raja-raja dulu kini hanya menjadi nama jalan atau gang. Kekuasaan yang dulu diagungkan kini hanya menjadi penanda geografis yang kehilangan makna. Ini menunjukkan betapa rapuhnya kekuasaan dan betapa cepatnya kejayaan bisa berubah menjadi sesuatu yang terlupakan.
- Kuburan Imperium (6): Bagian ini menggambarkan perubahan dalam kehidupan desa yang dulu berada di bawah naungan kekuasaan imperium. Dengan citra anak-anak yang bermain tanpa jangkrik dan belalang, puisi ini menunjukkan bagaimana kehidupan tradisional telah tergantikan oleh modernisasi, di mana bahkan kenangan akan masa lalu telah hilang.
- Kuburan Imperium (7): Bagian ketujuh mengangkat kisah tentang kedatangan penjajah Eropa dan bagaimana mereka menemukan imperium yang telah lama tertidur dalam sejarah. Melalui citra hutan jati dan candi-candi yang terkubur, Binhad menunjukkan bagaimana kekuasaan asing mengubur kejayaan masa lalu, meninggalkan hanya reruntuhan dan kenangan yang samar.
- Kuburan Imperium (8): Pada bagian kedelapan, puisi ini menghadirkan gambaran tentang perubahan religi dan spiritualitas di tlatah Trowulan, sebuah pusat kebudayaan masa lalu. Di sini, Binhad menunjukkan bagaimana tradisi lama telah tergantikan oleh pengaruh baru, baik dari dalam maupun luar. Meski begitu, ada kesan bahwa kenangan akan masa lalu tetap hidup dalam bentuk yang berbeda, seperti bayangan yang menghuni selokan sejarah.
- Kuburan Imperium (9): Bagian terakhir dari puisi ini merangkum tema-tema sebelumnya dengan menggambarkan bagaimana imperium-imperium yang dulu besar dan berkuasa kini telah benar-benar terkubur. Di sini, Binhad menggunakan citra laut yang sekarat, kapal yang tertidur dalam sejarah, dan warung-warung yang menyembunyikan bekas keagungan, untuk menunjukkan betapa jauh masa lalu telah tertinggal.
Makna dan Relevansi
Puisi "Kuburan Imperium" tidak hanya berbicara tentang sejarah masa lalu, tetapi juga memberikan kritik terhadap kehidupan modern. Binhad Nurrohmat seolah mengingatkan kita bahwa kemajuan zaman dan modernisasi sering kali datang dengan harga yang mahal: kehilangan identitas, budaya, dan kenangan akan masa lalu. Kekuasaan, yang dulu begitu diagungkan, kini hanya menjadi bekas yang nyaris tak terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Puisi ini juga menyoroti bagaimana manusia sering kali melupakan pelajaran dari sejarah, tergoda oleh kenyamanan dan kemudahan hidup modern. Namun, meski begitu, bayangan dari masa lalu tetap hidup dalam ingatan dan kadang-kadang muncul kembali, mengingatkan kita akan kejayaan yang pernah ada.
Puisi "Kuburan Imperium" adalah sebuah karya yang mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kejayaan dan kemunduran peradaban, serta bagaimana perubahan zaman dapat mengikis kenangan dan identitas budaya. Binhad Nurrohmat dengan cerdas menggabungkan citra sejarah dengan kritik sosial, menghasilkan puisi yang tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga dalam maknanya. Melalui puisi ini, kita diingatkan bahwa meskipun zaman terus berubah, jejak-jejak dari masa lalu akan selalu ada, tersembunyi di balik lapisan waktu.
Puisi: Kuburan Imperium
Karya: Binhad Nurrohmat
Biodata Binhad Nurrohmat:
Binhad Nurrohmat lahir pada tanggal 1 Januari 1976 di Lampung, Indonesia.