Puisi: Rimba Jati (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Rimba Jati" karya Taufiq Ismail menawarkan pandangan mendalam tentang hubungan antara alam, musim, dan kehidupan di rimba jati.
Rimba Jati
(Alas Roban)

Mendenyut kemarau ke jantung rimba
Hutan 
Roban jati mengujur bukit
Kehidupan coklat terbentang di sela musim

Seekor elang menyelinap hitam dahan-dahan botak telanjang
Lengking menikam ruang terkabar daun-daun kesat membumi
Tanah mersik menua, jati dewasa di dada

Mendesing musim ranggas kuning-kuning bercenungan
Bukit penyimak peristiwa terbungkuk tua
Mengujurkan kakinya ke laut kelabu

Gairah terbaring pada satu hanya musim
Depan rimba jati, mendenting pada satu titik api
Gairah terik musim membakar jantung rimba jati

Menerjang asin ombak ke kaki bukit terbungkuk tua
Bumi mersik lekah di puncak demam makin melela
Demam rimba jati dituang ke satu titik api musim di muka.

Sumber: Siasat (Mei, 1955)

Analisis Puisi:

Puisi "Rimba Jati" karya Taufiq Ismail adalah karya yang menggambarkan keindahan sekaligus kekasaran alam, serta bagaimana kehidupan dan musim mempengaruhi ekosistem rimba jati. Dengan bahasa yang kuat dan gambaran visual yang jelas, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara manusia, alam, dan waktu.

Tema dan Konteks

Puisi ini mengangkat tema kehidupan alami, kekuatan musim, dan dampaknya terhadap rimba jati. Rimba jati menjadi simbol dari kekuatan dan ketahanan alam, serta bagaimana ekosistemnya beradaptasi dengan perubahan musim.

"Mendenyut kemarau ke jantung rimba / Hutan Roban jati mengujur bukit"

Baris pembuka ini memberikan gambaran tentang kemarau yang meresap ke dalam rimba jati, menggambarkan bagaimana kondisi cuaca ekstrem mempengaruhi lingkungan alami. Hutan Roban jati yang mengujur bukit menunjukkan kekuatan dan ketahanan pohon jati yang tumbuh di tempat yang keras.

"Kehidupan coklat terbentang di sela musim"

Deskripsi "kehidupan coklat" menunjukkan warna dan tekstur tanah serta vegetasi selama musim kemarau. Warna coklat menggambarkan kekeringan dan kesulitan yang dialami oleh tanaman dan hewan di dalam rimba.

"Seekor elang menyelinap hitam dahan-dahan botak telanjang"

Elang yang menyelinap di dahan-dahan botak menggambarkan kehidupan yang keras di tengah kekeringan. Dahan-dahan botak menandakan pohon-pohon yang kehilangan daunnya akibat kekurangan air. Elang sebagai predator menggambarkan kekuatan dan keuletan dalam ekosistem ini.

"Lengking menikam ruang terkabar daun-daun kesat membumi"

Lengking elang yang menikam ruang menunjukkan suara yang tajam dan menonjol di tengah kesunyian hutan yang kering. Daun-daun kesat yang membumi menggambarkan kerusakan dan kekeringan yang mempengaruhi vegetasi.

"Tanah mersik menua, jati dewasa di dada"

Tanah mersik yang menua menunjukkan bahwa tanah di sekitar rimba jati mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Pohon jati yang dewasa menggambarkan kekuatan dan ketahanan yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

"Mendesing musim ranggas kuning-kuning bercenungan / Bukit penyimak peristiwa terbungkuk tua"

Deskripsi "musim ranggas kuning" menunjukkan perubahan warna di musim gugur, di mana daun-daun menjadi kuning dan menumpuk di tanah. Bukit yang terbungkuk tua mencerminkan usia dan pengalaman alam yang telah melalui berbagai musim.

"Mengujurkan kakinya ke laut kelabu"

Bukit yang "mengujurkan kakinya ke laut kelabu" memberikan gambaran tentang bagaimana daratan dan laut bertemu. Laut kelabu menggambarkan suasana yang suram dan mendung, memberikan kontras dengan kehidupan yang berlangsung di daratan.

"Gairah terbaring pada satu hanya musim / Depan rimba jati, mendenting pada satu titik api"

Gairah terbaring pada musim yang sama menunjukkan bahwa setiap musim membawa tantangannya sendiri. Titik api di depan rimba jati menggambarkan ancaman kebakaran yang dapat menghancurkan hutan, serta intensitas musim yang membakar rimba.

"Gairah terik musim membakar jantung rimba jati"

Kalimat ini menekankan kekuatan musim panas yang terik, yang membakar "jantung" rimba jati. Ini menunjukkan betapa kerasnya dampak musim terhadap kehidupan di rimba.

"Menerjang asin ombak ke kaki bukit terbungkuk tua / Bumi mersik lekah di puncak demam makin melela"

Deskripsi ombak asin yang menerjang kaki bukit menunjukkan interaksi antara laut dan daratan. Bumi mersik yang lekah menggambarkan tanah yang semakin lelah dan kering akibat demam musim yang berkepanjangan.

"Demam rimba jati dituang ke satu titik api musim di muka"

Penutup puisi ini menunjukkan bahwa "demam" rimba jati, atau dampak dari musim panas yang ekstrem, akhirnya ditumpahkan ke dalam "titik api." Ini menggambarkan bagaimana suhu yang tinggi dan kekeringan dapat menyebabkan kebakaran hutan, yang merupakan konsekuensi dari kondisi musim yang keras.

Struktur dan Bahasa

Puisi ini menggunakan bahasa yang deskriptif dan metaforis untuk menciptakan gambaran visual yang kuat tentang rimba jati dan dampak musim. Struktur puisi bebas memungkinkan Taufiq Ismail untuk mengeksplorasi berbagai aspek kehidupan alam tanpa batasan formal.
  • "Mendenyut kemarau ke jantung rimba": Menggambarkan dampak kemarau yang mendalam pada ekosistem hutan.
  • "Lengking menikam ruang": Memberikan kesan suara tajam dan menonjol di tengah kekeringan.
  • "Gairah terik musim membakar jantung rimba jati": Menunjukkan intensitas dan dampak dari musim panas pada rimba.
Puisi "Rimba Jati" karya Taufiq Ismail menawarkan pandangan mendalam tentang hubungan antara alam, musim, dan kehidupan di rimba jati. Dengan bahasa yang kuat dan metaforis, puisi ini menggambarkan bagaimana kekuatan alam dan perubahan musim mempengaruhi ekosistem, serta ketahanan dan kekuatan pohon jati dalam menghadapi tantangan tersebut. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak musim dan kekeringan pada lingkungan alami, serta bagaimana kehidupan di rimba jati beradaptasi dengan perubahan yang terus-menerus.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Rimba Jati
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.