Puisi: Bercukur sebelum Tidur (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Bercukur sebelum Tidur" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti sejati dari pertumbuhan dan perubahan dalam perjalanan hidup manusia.
Bercukur sebelum Tidur

Bercukur sebelum tidur,
membilang hari-hari yang hancur,
membuang mimpi-mimpi yang gugur,
memangkas semua yang ranggas dan uzur,
semoga segala rambut segala jembut
bisa lebih rimbun dan subur.
Lalu datang musim
dalam curah angin
menumpahkan air ke seluruh daratan,
ke gunung-gunung murung
dan lembah-lembah lelah
di seantero badan.
Jantungku meluap, penuh.
Sungai menggelontor, hujan menggerejai
di sektor-sektor irigasi di agrodarahku.
Malam penuh traktor, petani mencangku
di hektar-hektar dagingku.
Tubuhku hutan yang dikemas
menjadi kawasan mega industri
di mana segala cemas segala resah
diolah di sentra-sentra produksi.
Tubuhku ibu kota kesunyian yang diburu investor
dari berbagai penjuru.
Tubuhku daerah lama yang ditemukan kembali,
daerah baru yang terberkati.
Lalu tubuhku bukan siapa-siapa lagi.
Tubuhku negeri yang belum diberi nama,
dan kuberi saja nama dengan sebuah ngilu
saat bercukur sebelum tidur.

1999

Analisis Puisi:

Puisi "Bercukur sebelum Tidur" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang mempersembahkan gambaran metaforis tentang transformasi dan kebangkitan dalam kehidupan manusia. Melalui gambaran bercukur sebelum tidur sebagai tindakan simbolis, penyair menyampaikan pesan tentang perubahan, pertumbuhan, dan pembaharuan dalam diri.

Metafora Bercukur sebagai Tindakan Simbolis: Dalam puisi ini, tindakan bercukur sebelum tidur digunakan sebagai metafora untuk proses pemurnian dan pembaharuan diri. Melalui tindakan ini, penyair menggambarkan upaya untuk menghilangkan hal-hal yang sudah tidak berguna atau merugikan, serta membuka ruang untuk pertumbuhan yang baru dan lebih baik.

Transformasi Tubuh menjadi Lanskap dan Kota: Penyair menggambarkan tubuh manusia sebagai sebuah lanskap yang berubah-ubah, dari hutan yang dikemas menjadi kawasan industri hingga ibu kota kesunyian yang diburu investor. Metafora ini mencerminkan proses transformasi dan pembentukan diri manusia dalam konteks sosial dan budaya, di mana pengalaman hidup dan interaksi dengan lingkungan memainkan peran penting dalam membentuk identitas individu.

Kebangkitan sebagai Negeri yang Belum Diberi Nama: Di bagian akhir puisi, penyair menyampaikan gambaran tentang kebangkitan sebagai negeri yang belum diberi nama. Metafora ini menggambarkan potensi dan kemungkinan baru yang muncul setelah melalui proses transformasi dan pembaharuan. Dengan memberi nama pada negeri tersebut, penyair menyiratkan sebuah tindakan pengakuan akan keberadaan yang baru dan pemberian makna pada perjalanan transformasi.

Puisi "Bercukur sebelum Tidur" adalah sebuah karya yang menggambarkan proses transformasi dan kebangkitan dalam kehidupan manusia. Melalui gambaran metaforis tentang bercukur sebelum tidur dan transformasi tubuh menjadi lanskap serta kota, penyair menyampaikan pesan tentang pertumbuhan, pembaharuan, dan penemuan diri. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti sejati dari pertumbuhan dan perubahan dalam perjalanan hidup manusia.

"Puisi: Bercukur sebelum Tidur (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Bercukur sebelum Tidur
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.