Puisi: Kuching, Senja Hari (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Kuching, Senja Hari" karya Ajip Rosidi menggambarkan keindahan dan ketenangan Sungai Sarawak serta refleksi manusia terhadap alam dan ...
Kuching, Senja Hari

Seorang anak memungut ranting kering
girang melambai-lambai
lalu melemparkannya ke sungai.

(Sungai Sarawak, keheningan ajaib
lahir dari perut bumi yang gaib)

Seorang gadis berjalan bergegas
mengejar perahu tambang
memintas ke sebrang.

(Sungai Sarawak, keajaiban hening
menyelimuti kehidupan Kota Kuching)

Seorang lelaki memandang tenang.
Segala yang berlaku, segala yang silam
lalu tersenyum, mengangguk perlahan.
Sendirian.

(Sungai Sarawak, naga raksasa
menjalar perkasa. Penuh rahasia.
Selamanya)
 
1971

Analisis Puisi:

Puisi "Kuching, Senja Hari" karya Ajip Rosidi menggambarkan suasana yang damai dan penuh makna di tepi Sungai Sarawak di Kota Kuching. Dengan gaya yang sederhana namun mendalam, puisi ini membawa pembaca menyelami keheningan dan keindahan alam serta refleksi manusia di sekitar sungai yang penuh misteri.

Tema dan Makna Puisi

  • Keindahan Alam dan Keheningan: Puisi ini menggambarkan keindahan dan keheningan Sungai Sarawak. “Sungai Sarawak, keheningan ajaib / lahir dari perut bumi yang gaib” menekankan betapa alam memiliki kekuatan magis dan misterius yang tidak dapat sepenuhnya dipahami. Sungai Sarawak menjadi pusat dari keajaiban dan ketenangan yang meresap ke dalam kehidupan sehari-hari di Kuching.
  • Refleksi Manusia terhadap Alam: Anak, Gadis, dan Lelaki: Masing-masing figur yang digambarkan—seorang anak, seorang gadis, dan seorang lelaki—memiliki peran yang menunjukkan interaksi manusia dengan lingkungan mereka. Anak: “Seorang anak memungut ranting kering / girang melambai-lambai / lalu melemparkannya ke sungai” menggambarkan kebahagiaan dan keceriaan dalam kesederhanaan, di mana aktivitas kecil seperti melempar ranting ke sungai membawa kepuasan tersendiri. Gadis: “Seorang gadis berjalan bergegas / mengejar perahu tambang / memintas ke sebrang” menggambarkan dinamika dan gerak dalam kehidupan sehari-hari di kota, di mana kehidupan berlanjut dengan aktivitas rutin dan tujuan. Lelaki: “Seorang lelaki memandang tenang. / Segala yang berlaku, segala yang silam / lalu tersenyum, mengangguk perlahan” menunjukkan sikap reflektif dan tenang terhadap kehidupan. Lelaki ini menjadi simbol dari penerimaan dan kedamaian yang dihasilkan oleh kebijaksanaan dan pengalaman.
  • Misteri dan Keajaiban Alam: Sungai Sarawak digambarkan dengan berbagai citra yang misterius dan penuh keajaiban. “Sungai Sarawak, naga raksasa / menjalar perkasa. Penuh rahasia. / Selamanya” menyiratkan bahwa sungai ini lebih dari sekadar badan air; ia adalah simbol dari kekuatan dan rahasia alam yang besar dan abadi.

Gaya Bahasa dan Teknik Puisi

  • Sederhana namun Mendalam: Ajip Rosidi menggunakan bahasa yang sederhana dan langsung untuk menggambarkan pemandangan dan perasaan, tetapi di balik kesederhanaan ini terdapat kedalaman makna yang mengundang refleksi. Puisi ini tidak menggunakan bahasa yang kompleks atau terperinci, tetapi tetap mampu menyampaikan suasana dengan kuat.
  • Penggunaan Imaji dan Simbolisme: Imaji: Puisi ini kaya dengan gambaran visual yang kuat, seperti anak yang melempar ranting, gadis yang mengejar perahu, dan lelaki yang memandang tenang. Setiap gambar ini menyampaikan suasana dan perasaan tertentu dengan jelas. Simbolisme: Sungai Sarawak adalah simbol utama yang mewakili keheningan, misteri, dan keajaiban alam. Dalam puisi ini, sungai tidak hanya berfungsi sebagai latar belakang, tetapi juga sebagai elemen yang menghubungkan berbagai aspek kehidupan manusia dengan kekuatan alam.
  • Penggunaan Struktur dan Ritme: Struktur puisi ini terdiri dari tiga bagian yang masing-masing menggambarkan karakter dan suasana yang berbeda, tetapi semuanya terhubung oleh tema sentral yaitu Sungai Sarawak. Ritme puisi ini mengalir dengan lembut dan alami, mencerminkan ketenangan dan keindahan yang digambarkan.

Pesan Moral dan Nilai dalam Puisi

  • Keharmonisan Manusia dengan Alam: Puisi ini menekankan pentingnya keharmonisan antara manusia dan alam. Melalui gambaran aktivitas sehari-hari dan refleksi terhadap sungai, puisi ini mengajak pembaca untuk menghargai keindahan alam dan merasakan kedamaian yang ditawarkannya.
  • Refleksi dan Penerimaan: Pesan dari figur lelaki yang memandang tenang menunjukkan pentingnya refleksi dan penerimaan terhadap segala yang telah terjadi. Ini adalah pengingat untuk menerima kehidupan dengan bijaksana dan menemukan kedamaian dalam pengalaman dan perubahan.
  • Keajaiban dan Misteri Alam: Puisi ini juga mengingatkan pembaca tentang keajaiban dan misteri alam yang selalu ada di sekitar kita. Sungai Sarawak sebagai simbol dari kekuatan dan rahasia alam menekankan bahwa ada lebih banyak hal yang dapat kita pelajari dan hargai dari lingkungan kita.
Puisi "Kuching, Senja Hari" karya Ajip Rosidi adalah puisi yang menggambarkan keindahan dan ketenangan Sungai Sarawak serta refleksi manusia terhadap alam dan kehidupan. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan keharmonisan antara manusia dan alam, serta menerima kehidupan dengan bijaksana. Melalui penggunaan imagery dan simbolisme yang kuat, puisi ini menyampaikan pesan tentang keajaiban dan misteri alam yang abadi, serta pentingnya menemukan kedamaian dalam pengalaman sehari-hari.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Kuching, Senja Hari
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.