Puisi: Aku Pengembala Matahari (Karya Medy Loekito)

Puisi "Aku Pengembala Matahari" karya Medy Loekito mengajak pembaca untuk merenung tentang bagaimana kita berinteraksi dengan alam dan waktu dalam ...
Aku Pengembala Matahari

Mengalun ombak ditelan angin
di sana daku menanti hari
merumput kala sengatan waktu.

1979

Sumber: In Solitude (1993)

Analisis Puisi:

Puisi "Aku Pengembala Matahari" karya Medy Loekito merupakan sebuah karya yang menonjolkan keindahan dan keintiman alam dalam bingkai metaforis. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini mengundang pembaca untuk merenung tentang waktu, eksistensi, dan hubungan antara manusia dengan alam semesta.

Struktur dan Tema

Puisi ini terdiri dari tiga baris yang singkat namun padat makna, menciptakan gambaran yang jelas dan mendalam melalui bahasa yang minimalis.

"Mengalun ombak ditelan angin"

Baris ini membuka puisi dengan imaji yang kuat dan dinamis. "Mengalun ombak" menggambarkan gerakan lembut dan berirama dari laut, sedangkan "ditelan angin" menambahkan elemen kekuatan dan perubahan. Kombinasi ini menciptakan gambaran tentang bagaimana alam mengubah dan mempengaruhi diri kita, serta bagaimana kekuatan alami membentuk pengalaman kita sehari-hari.

"Di sana daku menanti hari"

Dalam baris ini, penyair menyatakan posisi dan tindakan mereka—"menanti hari." Ini menunjukkan sebuah sikap menunggu atau berharap sesuatu yang akan datang. "Di sana" memberikan konteks lokasi yang mungkin berupa tempat yang penuh kedamaian atau isolasi, di mana penyair berada dalam keadaan menunggu dan merenung.

"Merumput kala sengatan waktu"

Baris ini menggunakan metafora "merumput" untuk menggambarkan aktivitas penyair yang sederhana namun penuh makna, seperti meresapi dan mengalami waktu yang terus berlalu—"sengatan waktu." Metafora ini menekankan hubungan antara manusia dengan waktu, serta bagaimana pengalaman dan refleksi dilakukan dalam menghadapi perubahan waktu yang tak terhindarkan.

Interpretasi dan Makna

Puisi ini dapat diartikan sebagai sebuah refleksi tentang hubungan manusia dengan alam dan waktu. Penyair digambarkan sebagai seseorang yang, dalam konteks yang mungkin tenang dan alami, menghadapi dan menanti hari-hari yang akan datang sambil merenungi pergeseran waktu.

Metafora "pengembala matahari" dalam judulnya menyiratkan tugas yang hampir mustahil namun penuh makna—sebuah simbol dari usaha manusia untuk memahami dan mengendalikan waktu, serta hubungan mereka dengan alam semesta. Dalam hal ini, "merumput kala sengatan waktu" menggambarkan sikap penyair yang dengan sabar dan tekun menjalani kehidupan sambil menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh waktu.

Puisi "Aku Pengembala Matahari" karya Medy Loekito adalah sebuah puisi yang menyederhanakan kompleksitas hubungan manusia dengan alam dan waktu menjadi gambaran yang elegan dan penuh makna. Melalui gaya penulisan yang minimalis namun mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang bagaimana kita berinteraksi dengan alam dan waktu dalam kehidupan sehari-hari. Karya ini menunjukkan kemampuan Loekito dalam menggunakan bahasa secara efektif untuk menyampaikan refleksi yang mendalam melalui imaji yang kuat dan metaforis.

"Puisi Medy Loekito"
Puisi: Aku Pengembala Matahari
Karya: Medy Loekito
© Sepenuhnya. All rights reserved.