Puisi: Nuh (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Nuh" karya Sapardi Djoko Damono mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pesan moral dan universalitas dalam menghadapi perubahan besar ...
Nuh

Nuh berpesan, kita harus membuat perahu.
Kita muntah: banjir besar itu
apa sudah direncanakan sejak lama?
Ambil beberapa huruf yang cekung

agar semua bisa tertampung.
Siapkan juga beberapa yang tegak
dan miring, jangan lupa sebuah titik.
Ke mana kita terbawa muntahan ini?

Susun dalam sebuah kalimat yang kedap air
agar kita bisa sampai ke sebuah bukit.
Mimpikah sebenarnya muntahan ini?
Agar kita bisa menelan masa lalu.

Sumber: Melipat Jarak (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Nuh" karya Sapardi Djoko Damono merupakan sebuah karya yang menggambarkan mitos Nabi Nuh (Noah) dalam kisah agama Islam tentang banjir besar yang menghancurkan peradaban lama dan menyelamatkan Nuh beserta pengikutnya dengan perahu yang dibangunnya.

Tema

  • Mitos dan Kepercayaan: Puisi ini mengangkat tema mitos tentang Nabi Nuh, yang dalam agama Islam diutus oleh Tuhan untuk memperingatkan manusia tentang datangnya banjir besar sebagai hukuman atas dosa-dosa mereka. Tema ini menyoroti keajaiban penciptaan dan peran Nabi sebagai pembawa pesan ilahi.
  • Kehancuran dan Pembaharuan: Tema kehancuran peradaban lama dan pembaharuan dengan munculnya perahu Nuh menjadi simbol dalam puisi ini. Banjir besar menggambarkan akhir dari suatu zaman dan kesempatan untuk memulai yang baru.

Bahasa dan Gaya Penulisan

Imaji dan Simbolisme: Dalam puisi ini, Sapardi menggunakan bahasa yang kaya akan imagery dan simbolisme untuk menggambarkan proses pembuatan perahu Nuh. Kata-kata seperti "kita muntah" dan "muntahan ini" menggambarkan proses penciptaan yang berasal dari kekacauan dan kehancuran.
Metafora dan Allegori: Metafora seperti "ke mana kita terbawa muntahan ini?" dan "agar kita bisa menelan masa lalu" mengandung makna allegori tentang transformasi dan penyesuaian dengan perubahan besar dalam kehidupan.

Struktur dan Alur Puisi

  • Kesederhanaan dan Kekuatan Kata: Puisi ini dibangun dengan struktur kalimat yang sederhana namun kuat dalam pengungkapannya. Setiap baris mengandung bobot filosofis yang dalam, merangsang pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam.
  • Pesan yang Universal: Pesan tentang persiapan terhadap bencana atau perubahan besar dalam kehidupan mengandung relevansi universal. Puisi ini mendorong untuk mempertimbangkan betapa pentingnya persiapan dan adaptasi dalam menghadapi tantangan besar.

Makna dan Pesan

Puisi "Nuh" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehancuran dan pembaharuan dalam konteks mitos dan agama. Melalui bahasa yang puitis dan imagery yang kuat, Sapardi Damono menghadirkan gambaran tentang keajaiban penciptaan dan pesan moral tentang persiapan, keselamatan, dan transformasi.

Puisi "Nuh" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya yang mengangkat tema mitos tentang Nabi Nuh dalam agama Islam. Dengan bahasa yang kaya akan imagery dan simbolisme, puisi ini tidak hanya menggambarkan kehancuran dan pembaharuan, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pesan moral dan universalitas dalam menghadapi perubahan besar dalam kehidupan. Dengan itu, karya ini berhasil menghadirkan sebuah refleksi mendalam tentang peran agama, kepercayaan, dan persiapan terhadap bencana atau perubahan dalam kehidupan manusia.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Nuh
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.