Sumber: Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996)
Analisis Puisi:
Puisi "Pelaut Muda" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya yang menggambarkan kehidupan pelaut dan hubungan emosional yang mendalam antara pelaut dan keluarganya. Dengan gaya bahasa yang puitis dan simbolisme yang kaya, puisi ini menyampaikan perasaan dan pengalaman seorang pelaut muda yang terpisah dari rumah dan orang yang dicintai.
Makna dan Simbolisme
- Kehidupan Pelaut dan Kepedihan Perpisahan: Puisi ini membuka dengan gambaran pelan-pelan perempuan yang mengguncang tubuh lakinya, yang mencerminkan suasana perpisahan yang penuh emosi. "Berbetulan terompet lokan / ditiup orang di gardu bandar" menggambarkan perayaan atau isyarat perpisahan yang menjadi bagian dari kehidupan pelaut. Ini menunjukkan rasa duka dan kehilangan saat pelaut harus meninggalkan rumah dan keluarga untuk berlayar.
- Kasih Sayang dan Perpisahan: "Kasih sayang tanpa aksara / diterima bekal dari isterinya" menunjukkan betapa kuatnya hubungan emosional antara pelaut dan istrinya, meskipun tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Bekal kasih sayang ini menjadi sumber kekuatan dan semangat bagi pelaut selama perjalanan. "Disandang bahu kekarnya" menggambarkan betapa pentingnya dukungan emosional tersebut bagi pelaut, sebagai penopang dalam menghadapi tantangan laut.
- Simbolisme Laut dan Alam: Puisi ini menggunakan simbolisme laut dan alam untuk menggambarkan pengalaman pelaut. "Ditinggalkan rumah kecil berhalaman laut / oi / alangkah dingin dinihari!" menggambarkan betapa pelaut harus meninggalkan rumah dan lingkungan yang akrab untuk menghadapi kesulitan di laut. "Gairah yang tergelar bersama kibaran layar" dan "menatap bulan setengah lingkaran" melambangkan tekad dan harapan pelaut saat berlayar di tengah lautan luas.
- Cinta dan Kemenangan: "Jauh / teluk biru kembali bisu / mendekap lambaian hati" menunjukkan betapa pelaut merindukan rumah dan orang yang dicintai, meskipun harus menghadapi tantangan di laut. "Kembali ditatapnya bulan setengah lingkaran / saksi atas kemenangan" menggambarkan kebanggaan pelaut saat berhasil mengatasi rintangan dan mencapai tujuannya, serta rasa syukur atas dukungan dan cinta yang diterimanya.
- Kehidupan dan Kembali ke Laut: Puisi ini mengakhiri dengan refleksi tentang kehidupan pelaut yang berulang. "Kepergiannya setiap kali / 'ninggalkan debur gelombang / di laut dada isterinya" menunjukkan bagaimana pelaut terus-menerus meninggalkan rumah untuk berlayar, dan bagaimana istrinya harus menghadapi kesedihan dan kerinduan setiap kali pelaut pergi. "Kalau pun kembali / pasti berangkat ke laut lagi" menggambarkan siklus kehidupan pelaut yang tak terhindarkan, di mana meskipun pulang, ia akan terus kembali ke laut sebagai bagian dari kehidupannya.
Tema dan Refleksi
- Perpisahan dan Kerinduan: Puisi ini mengeksplorasi tema perpisahan dan kerinduan yang mendalam. Kehidupan pelaut yang sering terpisah dari rumah dan orang yang dicintai menjadi fokus utama puisi ini, menyoroti bagaimana perasaan tersebut mempengaruhi pelaut dan keluarganya.
- Kasih Sayang dan Dukungan: Kasih sayang yang diberikan oleh istri pelaut menjadi elemen penting dalam puisi ini, menunjukkan betapa dukungan emosional dapat mempengaruhi kekuatan dan semangat seseorang. Puisi ini menyoroti betapa pentingnya kasih sayang dalam menjaga hubungan meskipun terpisah oleh jarak dan waktu.
- Simbolisme Laut sebagai Cerminan Kehidupan: Simbolisme laut dan alam digunakan untuk menggambarkan pengalaman pelaut, tantangan yang dihadapinya, dan perasaannya. Laut menjadi metafora untuk kehidupan pelaut yang penuh dengan rintangan, harapan, dan tekad.
- Siklus Kehidupan Pelaut: Puisi ini juga menggambarkan siklus kehidupan pelaut yang harus terus berlayar meskipun ada perasaan kerinduan dan kesedihan. Ini mencerminkan realitas kehidupan pelaut yang harus menghadapi tantangan di laut sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Puisi "Pelaut Muda" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya puitis yang menggambarkan kehidupan pelaut, perpisahan, dan hubungan emosional yang mendalam dengan keluarga. Melalui simbolisme laut dan alam, puisi ini menyampaikan perasaan kerinduan, dukungan, dan tekad pelaut dalam menghadapi tantangan hidup. Dengan gaya bahasa yang indah dan refleksi yang mendalam, puisi ini menawarkan pandangan yang menyentuh tentang kehidupan pelaut dan cinta yang tak terpisahkan.
Puisi: Pelaut Muda
Karya: D. Zawawi Imron
Biodata D. Zawawi Imron:
- D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.