Sumber: Buah Rindu (1941)
Analisis Puisi:
Puisi "Kamadewi" karya Amir Hamzah adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan emosi, pertanyaan tentang cinta, kehilangan, dan perasaan yang rumit. Dalam puisi ini, penyair mengeksplorasi tema-tema seperti kenangan, rindu, dan cinta yang berubah-ubah.
Munculnya Kamadewi: Puisi ini dimulai dengan pengenalan karakter Kamadewi yang muncul kembali dalam kehidupan penyair. Kamadewi mewakili cinta yang telah lama terkubur atau diabaikan, muncul kembali di masa sekarang, dan membawa gelombang perasaan yang kuat dengan dia.
Kontras Gelombang dan Karang: Gelombang dan bunga karang adalah simbol perubahan dan kontras dalam perasaan. Mereka menggambarkan kekuatan alam yang tak terkendali dan konstan, sementara perasaan manusia bisa berubah-ubah seperti ombak dan bunga karang yang terberai.
Keadaan Perasaan yang Berubah: Penyair menggambarkan bagaimana perasaannya telah berubah seiring waktu. Sebelumnya, dia telah melupakan Kamadewi dan kenangan masa lalu, tetapi sekarang perasaan itu bangkit kembali. Ini mengilustrasikan kompleksitas perasaan manusia yang tidak selalu tetap atau dapat diprediksi.
Pertanyaan-Pertanyaan Penyair: Penyair mengajukan sejumlah pertanyaan dalam puisi ini, termasuk "apakah sebab, aduhai bonda ia datang menyusupi beta?" dan "Pujaan mana kau kehendaki, persembahan mana kau ingini?". Pertanyaan-pertanyaan ini mencerminkan keraguan dan kebingungan penyair tentang kehadiran Kamadewi dalam hidupnya.
Dilema Asmara: Puisi ini mengeksplorasi dilema cinta dan perasaan. Penyair mencoba untuk mengatasi perasaannya terhadap Kamadewi, tetapi merasa bingung dan terjebak dalam emosi yang rumit. Dia juga mencoba menjelaskan bahwa dia telah melupakan Kamadewi sebelumnya, tetapi cinta itu tetap ada.
Penutup yang Puitis: Puisi ini berakhir dengan penyair yang merenungkan Kamadewi dan kebingungannya tentang perasaannya. Penutup puisi ini merujuk pada Kamadewi sebagai "puadai padma seraga," yang menggambarkan keindahan dan kemurnian.
Puisi "Kamadewi" adalah ekspresi yang kuat dari perasaan manusia yang kompleks terkait dengan cinta dan kenangan. Ini menciptakan gambaran yang intens dan puitis tentang bagaimana cinta dapat memengaruhi dan mengganggu kehidupan seseorang, bahkan setelah jangka waktu yang lama.
Karya: Amir Hamzah
Biodata Amir Hamzah:
- Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
- Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
- Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
- Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
- Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
- Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
- Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
- Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
- Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.