Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia" karya W.S. Rendra mencerminkan suasana kegelapan dan kekacauan yang melanda Indonesia pada bulan Mei 1998. Dalam puisi ini, Rendra menggambarkan suasana kekerasan, ketidakpastian, dan kemarahan yang melanda masyarakat saat itu, sambil mengajukan pertanyaan yang mendalam tentang keadilan, kebenaran, dan tanggung jawab pemerintah.
Latar Belakang Sejarah: Puisi ini ditulis dalam konteks kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada bulan Mei 1998, yang dipicu oleh krisis ekonomi dan ketidakpuasan terhadap rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto. Rendra menggunakan puisi ini sebagai sarana untuk merespons dan merefleksikan situasi politik dan sosial yang memilukan saat itu.
Kritik terhadap Kekacauan: Puisi ini menyoroti kekacauan dan kekerasan yang melanda Indonesia pada saat itu. Rendra mengekspresikan ketidakpuasan dan kemarahan terhadap kondisi yang dipenuhi dengan bangkai, kemarahan, dan ketakutan. Dia menggambarkan suasana gelap dan kebingungan yang melanda masyarakat, serta kerusakan moral yang terjadi di tengah krisis.
Panggilan untuk Keadilan: Rendra menyerukan perlunya keadilan dan hukum yang adil dalam mengatasi krisis tersebut. Dia menolak konsep "ratu adil" yang dianggapnya sebagai tipu daya, dan mengajukan konsep Hukum Adil sebagai alternatif yang lebih baik dalam menegakkan keadilan sosial.
Kritik terhadap Penguasa: Puisi ini juga mengkritik penguasa dan elite politik yang dianggapnya bertanggung jawab atas kondisi krisis. Rendra menuntut agar penguasa membuka mata dan telinga mereka terhadap penderitaan dan kebutuhan rakyat, serta menghentikan praktik korupsi dan penindasan yang merugikan masyarakat.
Simbolisme dan Metafora: Rendra menggunakan simbolisme dan metafora untuk menggambarkan suasana kegelapan dan kekacauan yang melanda Indonesia. Bangkai, kabut, dan air mata menjadi simbol dari kehancuran dan penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia saat itu.
Dengan demikian, puisi "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia" adalah sebuah karya sastra yang kuat dan menggugah, yang tidak hanya merefleksikan kondisi sosial dan politik Indonesia pada saat itu, tetapi juga mengajukan pertanyaan yang relevan tentang keadilan, kebenaran, dan tanggung jawab moral dalam pemerintahan.
Karya: W.S. Rendra
Biodata W.S. Rendra:
- W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
- W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.