Puisi: Sajak Anak-Anak Mati (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Sajak Anak-Anak Mati" karya Goenawan Mohamad menggambarkan tentang kematian tiga anak dan perasaan duka yang mendalam yang dialami oleh ....
Sajak Anak-Anak Mati


Tiga anak menari
tentang tiga burung gereja
Kemudian senyap
disebabkan senja

Tiga lilin kuncup
pada marmer meja
Tiga tik-tik hujan tertabur
Seperti tak sengaja.

"Bapak, jangan menangis"


1973

Sumber: Horison (November, 1973)

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Anak-Anak Mati" karya Goenawan Mohamad adalah karya yang singkat namun sangat mendalam yang menggambarkan tentang kematian tiga anak dan perasaan duka yang mendalam yang dialami oleh orang tua atau keluarga mereka.

Gambaran Awal: Puisi ini dimulai dengan gambaran tiga anak yang menari, mungkin merujuk pada masa kecil yang penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Mereka menari "tentang tiga burung gereja," yang mungkin menjadi simbol kemurnian dan ketidakberdosaan anak-anak tersebut.

Perubahan Suasana: Kata-kata "Kemudian senyap" menandakan perubahan dramatis dalam suasana puisi. Senja, yang sering kali dikaitkan dengan ketenangan atau bahkan kematian, datang dan membuat segalanya menjadi sunyi. Ini adalah momen perubahan yang drastis dalam puisi.

Tiga Lilin Kuncup: Gambaran tiga lilin kuncup pada marmer meja adalah gambaran yang kuat tentang ketiga anak yang telah meninggal. Marmer meja mungkin merujuk pada altar atau tempat persembahan dalam upacara pemakaman. Lilin-lilin kuncup menunjukkan bahwa mereka belum sempat mekar dan hidup sepenuhnya.

Tiga Tik-Tik Hujan: Kata-kata "Tiga tik-tik hujan tertabur" menciptakan gambaran yang tenang dan hening setelah hujan reda. Ini dapat diartikan sebagai simbol ketenangan setelah kesedihan dan penderitaan. Hujan yang sudah reda mungkin juga mencerminkan air mata dan kesedihan yang datang seiring dengan kematian anak-anak tersebut.

Pesan Terakhir: Puisi ini diakhiri dengan kata-kata "Bapak, jangan menangis," yang mungkin merupakan pesan yang diucapkan oleh salah satu anak yang telah meninggal. Pesan ini menciptakan sentimen yang sangat emosional dan menambahkan lapisan perasaan dalam puisi.

Puisi "Sajak Anak-Anak Mati" menciptakan gambaran yang penuh emosi tentang kematian tiga anak dan perasaan duka yang mendalam yang dirasakan oleh keluarga mereka. Puisi ini mengeksplorasi tema-tema kematian, kehilangan, dan ketenangan dengan bahasa yang sederhana namun sangat menggugah perasaan.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Sajak Anak-Anak Mati
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.