Puisi: Tembang Risau Semak Bakau (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Tembang Risau Semak Bakau" karya Diah Hadaning mempersembahkan sebuah gambaran tentang perubahan dan kehilangan, diilustrasikan melalui ...
Tembang Risau Semak Bakau (1)

Kenangan panjang
tujuh musim lampau
sempat kau apungkan
di celah akar bakau.

Teluk hijau kemilau
tumbuhan bunga hasrat
kini kau tatap risau
terhapus angkara niat

Ada yang cepat berubah
semak bakau punah sudah
senja menjauh kian luruh
semak bakau jadi megatruh

Tembang Risau Semak Bakau (2)

Semak bakau tinggal kenangan
sejak itu kau kehilangan
kau untai merjan jadi impian
teluk hijau dulu harapan

Lelaki muda pantai Utara
jiwanya kini angin kembara
sejak itu matanya bara
musim pun enggan bicara

Langit senja kian buram
semak bakau jadi epigram
dendam hangus di persimpangan
hati sepi jadi tembangan.

Bogor, Oktober 1995

Analisis Puisi:

Puisi "Tembang Risau Semak Bakau" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya yang mempersembahkan sebuah gambaran tentang perubahan dan kehilangan, diilustrasikan melalui metafora semak bakau.

Metafora Semak Bakau sebagai Simbol Perubahan: Semak bakau digambarkan sebagai simbol kenangan panjang dan harapan yang telah hilang. Di awal puisi, semak bakau diakui memiliki kenangan panjang yang sekarang hanya menjadi bagian dari masa lampau yang terengah-engah. Ini mencerminkan perubahan yang terjadi dalam kehidupan, di mana apa yang dulu kuat dan hidup kini hanya menjadi bayangan dari masa lalu.

Kehilangan dan Risau: Penyair mencerminkan rasa kehilangan dan risau melalui penggambaran semak bakau yang punah dan teluk hijau yang kini hanya menjadi kenangan. Semak bakau yang dahulu menggambarkan harapan dan kehidupan sekarang telah menghilang, meninggalkan rasa risau dan kekosongan di hati penyair.

Perubahan dalam Kehidupan: Puisi ini menggambarkan perubahan yang tidak terhindarkan dalam kehidupan, baik itu perubahan alamiah maupun perubahan yang disebabkan oleh tindakan manusia. Semak bakau yang dulu tegar dan hidup kini mengalami kepunahan, mencerminkan kerusakan lingkungan dan perubahan dalam ekosistem.

Kesepian dan Kerinduan: Penyair menciptakan suasana kesepian dan kerinduan melalui gambaran lelaki muda pantai Utara yang kini telah berubah dan hatinya sepi. Langit senja yang buram menciptakan suasana yang suram, mencerminkan kehilangan dan kebingungan dalam pikiran penyair.

Epilog Puisi: Puisi ini diakhiri dengan gambaran langit senja yang buram dan semak bakau yang menjadi epigram dari dendam hangus dan hati yang sepi. Ini memberikan kesan bahwa meskipun perubahan terjadi dan kehilangan dirasakan, hidup terus berlanjut, dan penyair harus melanjutkan perjalanannya meskipun dengan hati yang berat.

Secara keseluruhan, puisi "Tembang Risau Semak Bakau" adalah sebuah puisi yang menyentuh tentang perubahan, kehilangan, dan kesepian dalam kehidupan, diilustrasikan melalui metafora semak bakau yang punah. Ini menciptakan sebuah gambaran yang mendalam tentang perubahan alamiah dan perasaan manusia dalam menghadapinya.

"Puisi: Tembang Risau Semak Bakau (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Tembang Risau Semak Bakau
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.