Puisi: Paris Bulan Juni (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Paris Bulan Juni" karya Ajip Rosidi adalah refleksi tentang pengalaman pribadi penulis di Paris pada bulan Juni yang disajikan melalui ...
Paris Bulan Juni
buat M & D

Dalam tiga hari
kulihat ribuan lukisan
dan peninggalan-peninggalan sejarah
sampai kepala pusing
lalu tersandar sunyi
di atas bateaux mouches
dalam gerimis yang menderas
menyusuri Seine.

Kerangka besi Menara Eiffel
kuserbu bersama para wisatawan
yang mencari keriahan
namun toh hanya menemukan sunyi
dalam keriuhan cemas
orang-orang yang selalu bergegas
sepanjang Chams Elysees
di bawah bayang-bayang Arc de Triomphe.

Bahkan angin yang menempelak dingin
tak lebih ramah
dari pada gedung-gedung angkuh
yang memandang hina
pada manusia-manusia lata
yang mencoba menjenguk
kebesaran masa silam
sambil melupakan kenistaan diri sendiri.

Tak 'ku tahu lagi
apakah aku sendiri yang terbatuk
atau laki-laki tua yang duduk mengantuk
dalam metro terakhir
ke Mairie d'Ivry
karena aku hanya bisa bertanya pada sunyi
karena diam di sini
dianggap kebijakan paling tinggi.

1972

Sumber: Tonggak 3 (1987)

Analisis Puisi:

Puisi "Paris Bulan Juni" karya Ajip Rosidi adalah refleksi tentang pengalaman pribadi penulis di Paris pada bulan Juni yang disajikan melalui pengamatan yang tajam dan gambaran yang kuat. Dengan gaya bahasa yang padat dan imaji yang khas, puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti kesendirian, kehilangan, dan refleksi diri.

Tema dan Makna

  • Kesendirian di Tengah Keramaian: Puisi ini menggambarkan pengalaman kesendirian penulis di tengah keramaian kota Paris. Meskipun dikelilingi oleh ribuan lukisan, wisatawan, dan bangunan bersejarah, penulis merasa terisolasi dan sunyi. Ini menggambarkan perasaan kesepian yang bisa dirasakan bahkan di tempat-tempat penuh aktivitas.
  • Kehilangan Identitas: Penulis merenungkan perasaan kehilangan identitas di tengah kerumunan orang yang terus bergegas. Bangunan-bangunan bersejarah seperti Menara Eiffel dan Arc de Triomphe dijadikan sebagai simbol keangkuhan yang menatap hina pada manusia, menyoroti ketidakseimbangan antara keagungan masa silam dan kesendirian manusia modern.

Struktur dan Gaya Bahasa

  • Imaji yang Kuat: Penulis menggunakan imaji-imaji yang kuat untuk mengekspresikan pengalaman dan perasaannya di Paris. Gambaran tentang "ribuan lukisan" dan "bangunan angkuh" membentuk latar belakang yang kaya dan menarik bagi pengalaman puitis penulis.
  • Tone dan Suasana: Tone puisi ini adalah melankolis dan reflektif, menciptakan suasana yang puitis dan introspektif. Meskipun ada keramaian dan aktivitas di sekitarnya, penulis merasa terpencil dan terisolasi, menciptakan kontras yang menarik antara kehidupan kota dan keadaan batin penulis.

Emosi dan Suasana

  • Kesepian dan Kehilangan: Suasana kesepian dan kehilangan mendominasi puisi ini, terutama melalui penggambaran pengalaman penulis yang merasa tersandar dalam sunyi di tengah keramaian kota Paris. Ini menciptakan perasaan melankolis dan introspektif yang menarik perhatian pembaca.
  • Refleksi dan Pertanyaan: Puisi ini juga mencakup refleksi dan pertanyaan tentang kehidupan dan identitas, terutama dalam konteks pengalaman pribadi penulis di Paris. Penulis merenungkan tentang arti kehidupan dan kebijakan di tengah sunyi dan kekacauan kota besar.

Pesan dan Refleksi

Pesan yang muncul dari puisi ini adalah tentang pentingnya merenungkan pengalaman dan refleksi pribadi di tengah kesibukan dan kekacauan kehidupan kota. Meskipun di tengah keramaian, seseorang bisa merasa terisolasi dan kesepian, dan penting untuk menemukan kedamaian dan pemahaman dalam diri sendiri.

Puisi "Paris Bulan Juni" karya Ajip Rosidi adalah sebuah perenungan puitis tentang pengalaman kesepian dan kehilangan di tengah keramaian kota Paris pada bulan Juni. Dengan imaji-imaji yang kuat dan tone yang melankolis, puisi ini mengeksplorasi tema-tema yang mendalam seperti kesendirian, kehilangan, dan refleksi diri. Ini adalah karya yang menarik dan menggugah perasaan yang mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan identitas di tengah keramaian dunia modern.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Paris Bulan Juni
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.