Puisi: Memoriam Peziarahan (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Memoriam Peziarahan" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah sebuah penghormatan kepada para leluhur dan nenek moyang, serta refleksi tentang ...
Memoriam Peziarahan
(Pemakaman Kaliwungu)

Salam padamu, bapak-simbok, kakek-nenek
buyut-biyungku. Telah lama kalian tidur
tanpa degup dan gairah hati. Sendiri
doa bagimu tanpa bunga tujuh warna
bakti bagimu tanpa kepulan asap dupa
ziarahku dalam sederhana
sebelum diziarahi anak cucu.

Pohon semboja kutanam
tumbuh subur penuh bunga
ialah saksi waktu dan usia
yang menipis di mulut batara kala
ialah pertanda kesuburan cinta
tertanam abadi di hati kita.

Takzim padamu, penghuni misteri
penunggu akhir tanpa mimpi.

1981

Sumber: Sembahyang Rumputan (1996)

Analisis Puisi:

Puisi "Memoriam Peziarahan" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah sebuah penghormatan kepada para leluhur dan nenek moyang, serta refleksi tentang perjalanan spiritual yang dilakukan oleh generasi penerus.

Penghormatan Terhadap Para Leluhur: Puisi ini dimulai dengan sebuah salam kepada para leluhur, baik yang sudah meninggal maupun yang masih ada. Penggunaan bahasa yang puitis mengekspresikan rasa hormat dan pengakuan terhadap peran dan warisan spiritual yang ditinggalkan oleh para leluhur.

Ziarah Spiritual: Penyair menyampaikan bahwa ziarah spiritual dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur. Meskipun sederhana tanpa bunga atau dupa, ziarah ini dilakukan dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur atas warisan yang ditinggalkan.

Simbolisme Pohon Semboja: Pohon semboja yang tumbuh subur dan penuh bunga menjadi simbol keabadian dan kesuburan cinta yang terus hidup dalam hati generasi penerus. Hal ini mencerminkan hubungan yang erat antara masa lalu, masa kini, dan masa depan, serta warisan spiritual yang terus berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Pengakuan Terhadap Penghuni Misteri: Puisi ini diakhiri dengan pengakuan terhadap penghuni misteri, yang mungkin mengacu pada kekuatan spiritual atau entitas lain yang menjadi bagian dari warisan budaya dan kepercayaan nenek moyang. Ini menunjukkan kesadaran akan adanya dimensi spiritual yang melampaui pemahaman manusia.

Puisi "Memoriam Peziarahan" adalah sebuah puisi yang sarat makna, menggambarkan koneksi yang kuat antara generasi sekarang dengan leluhur mereka melalui praktik ziarah spiritual. Dengan bahasa yang indah dan simbolisme yang kaya, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan spiritual mereka dengan warisan leluhur dan keabadian cinta yang terus hidup dalam hati mereka.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Memoriam Peziarahan
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.