Puisi: Pantun Bulan Purnama (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Pantun Bulan Purnama" karya Ajip Rosidi mengeksplorasi tema-tema seperti kekuatan cinta, kekosongan tanpa kehadiran orang yang dicintai, dan ..
Pantun Bulan Purnama

Di atas Mino bulan purnama
Langit bersih terang sekali;
Menyebut nama memuja nama
Hanya engkau di dalam hati.

Bulan purnama meskipun terang
Kalah oleh cahaya lilin;
Kasihku hanya engkau seorang
Tak nanti ada yang lain.

Bulan Purnama di atas bukit
Cahaya menerangi kebun bambu;
Tanpa engkau hidup jadi pahit
Segala yang lain hanyalah batu.

Bulan purnama bulan perbani
Bulan gerhana kentongan dipalu;
Baru hidupku mengandung arti
Bila denganmu aku bertemu.


Sumber: Pantun Anak Ayam (2006)

Analisis Puisi:

Puisi "Pantun Bulan Purnama" karya Ajip Rosidi menyajikan gambaran indah tentang cinta dan kesetiaan melalui simbolisme bulan purnama. Dengan struktur pantun yang sederhana namun menyentuh, puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti kekuatan cinta, kekosongan tanpa kehadiran orang yang dicintai, dan pencarian makna hidup.

Simbolisme Bulan Purnama

Bulan purnama dalam puisi ini menjadi simbol dari keindahan dan kejelasan. Bulan yang bersinar terang di langit malam mencerminkan pencerahan dan kedamaian yang dirasakan penulis ketika mengingat orang yang dicintai:

Di atas Mino bulan purnama
Langit bersih terang sekali;
Menyebut nama memuja nama
Hanya engkau di dalam hati.

Bait ini menunjukkan bagaimana kehadiran bulan purnama memicu perasaan mendalam dan kesadaran akan cinta yang ada di dalam hati. Meskipun bulan purnama terang, yang lebih penting adalah kehadiran orang yang dicintai, yang mengisi hati penulis dengan penuh makna.

Cinta yang Tak Terbagi

Bulan purnama, meskipun sangat terang, dianggap kalah oleh cahaya lilin, yang menunjukkan bahwa cahaya cinta penulis lebih penting dibandingkan dengan segala keindahan luar:

Bulan purnama meskipun terang
Kalah oleh cahaya lilin;
Kasihku hanya engkau seorang
Tak nanti ada yang lain.

Dalam konteks ini, cinta penulis tidak terbagi dan hanya ditujukan kepada satu orang. Cahaya lilin sebagai simbol dari kehangatan dan kedekatan cinta menunjukkan bahwa kasih yang dimiliki lebih berarti daripada segala hal yang bersifat fisik.

Kehidupan Tanpa Kehadiran Orang yang Dicintai

Puisi ini juga menyentuh tema kehidupan yang terasa pahit tanpa kehadiran orang yang dicintai. Bulan purnama di atas bukit memberikan pencahayaan yang indah pada kebun bambu, tetapi tanpa orang yang dicintai, hidup terasa kosong dan tidak berarti:

Bulan Purnama di atas bukit
Cahaya menerangi kebun bambu;
Tanpa engkau hidup jadi pahit
Segala yang lain hanyalah batu.

Penggambaran kebun bambu yang diterangi bulan purnama memberikan kontras yang kuat dengan rasa pahit dan kekosongan yang dirasakan tanpa kehadiran orang yang dicintai. Ini mencerminkan bagaimana hubungan emosional yang mendalam dapat mempengaruhi persepsi terhadap kehidupan sehari-hari.

Pencarian Makna Hidup Melalui Cinta

Bait terakhir puisi ini menunjukkan bahwa bulan purnama juga merupakan simbol dari peristiwa penting dalam hidup penulis, seperti bulan perbani dan bulan gerhana. Namun, pencarian makna hidup baru terasa lengkap ketika bisa bertemu dengan orang yang dicintai:

Bulan purnama bulan perbani
Bulan gerhana kentongan dipalu;
Baru hidupku mengandung arti
Bila denganmu aku bertemu.

Bait ini menegaskan bahwa meskipun ada banyak peristiwa dan simbol dalam kehidupan, makna sejati ditemukan dalam hubungan dan pertemuan dengan orang yang dicintai. Ini mencerminkan betapa pentingnya cinta dalam memberikan arti dan tujuan dalam hidup.

Puisi "Pantun Bulan Purnama" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya yang penuh perasaan dan refleksi tentang cinta dan makna hidup. Dengan menggunakan simbolisme bulan purnama, puisi ini menyampaikan betapa pentingnya kehadiran orang yang dicintai dalam memberikan arti dan keindahan dalam kehidupan. Melalui penggambaran yang sederhana namun mendalam, Rosidi berhasil menyentuh tema universal tentang cinta, kesetiaan, dan pencarian makna yang lebih dalam dalam hidup.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Pantun Bulan Purnama
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.