Sumber: Bulan Tertusuk Lalang (1982)
Analisis Puisi:
Puisi "Ketemu Juga Akhirnya" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya yang mendalam dan reflektif, yang menggali tema pencarian identitas dan penyelesaian batin melalui simbolisme dan imaji yang kuat. Dalam puisi ini, Zawawi mengeksplorasi hubungan antara kenangan, penyesalan, dan pencarian akan kehadiran yang hilang.
Tema dan Simbolisme
- Pencarian dan Penemuan: Puisi ini dimulai dengan tema pencarian yang mendalam, yang diwakili oleh usaha untuk menemukan sosok tubuh pada "bias sukma di langit". Langit di sini merupakan simbol dari sesuatu yang ideal dan tak terjangkau, menunjukkan bahwa pencarian ini melibatkan upaya untuk menemukan sesuatu yang mungkin tidak pernah sepenuhnya dapat dicapai. Penemuan akhirnya terjadi di "tikung sungai", yang melambangkan momen-momen penting dan belokan dalam perjalanan hidup.
- Kenangan dan Penyesalan: Sosok yang dicari akhirnya muncul sebagai "bayang-bayang yang akan kekal", menggambarkan perasaan penyesalan dan kenangan yang terus-menerus mengganggu. "Ranting penyesalan" mencerminkan bagaimana kenangan yang tidak terpenuhi atau kesalahan masa lalu terus mempengaruhi hidup seseorang. Zawawi menggunakan imaji ini untuk menunjukkan betapa kuat dan abadi pengaruh kenangan dan penyesalan dalam hidup seseorang.
- Perubahan dan Transformasi: Dalam puisi ini, ada juga tema perubahan dan transformasi. "Bendungan di sungai hijau" merupakan simbol dari upaya untuk mengatasi atau mengendalikan aliran perasaan dan kenangan. Membuat bendungan di sini tidak hanya berarti upaya fisik, tetapi juga metaforis, yaitu mengatur dan mengendalikan emosi serta kenangan yang terus mengalir.
- Kehidupan dan Kematian: Dengan menyebut "air harus mengalir menyusul roh-roh yang belum pulang", puisi ini menggambarkan hubungan antara kehidupan dan kematian, serta bagaimana roh-roh yang belum pulang mewakili bagian dari diri yang belum sepenuhnya terselesaikan atau dimaafkan. Air yang mengalir menyimbolkan proses penyembuhan dan penerimaan yang harus dilakukan untuk melanjutkan hidup.
Gaya Bahasa dan Teknik Puitis
- Imaji dan Simbolisme: Zawawi menggunakan imaji yang kuat dan simbolisme untuk mengekspresikan tema-tema dalam puisi ini. "Bias sukma di langit" dan "ranting penyesalan" memberikan gambaran visual yang mendalam tentang pencarian batin dan penyesalan. "Tikung sungai" melambangkan momen perubahan dan penemuan dalam perjalanan hidup.
- Bahasa Reflektif dan Emosional: Bahasa dalam puisi ini sangat reflektif dan emosional, menekankan pencarian dan penyesalan pribadi. "Kucari sosok tubuhmu" dan "merenungi percakapan daging dan tulang" menunjukkan kedalaman perasaan dan proses introspeksi yang dihadapi oleh penulis.
- Struktur dan Rhythm: Puisi ini memiliki struktur yang bebas dan tidak terikat, yang mencerminkan kebebasan dan keterbukaan dalam ekspresi. Rhythm yang bervariasi mendukung tema pencarian dan penyesalan, memberikan kesan dinamis dan reflektif pada puisi.
Puisi "Ketemu Juga Akhirnya" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya yang mendalam dan reflektif, mengeksplorasi tema pencarian identitas, penyesalan, dan penyelesaian batin melalui simbolisme dan imaji yang kuat. Dengan bahasa yang emosional dan struktur yang bebas, puisi ini menawarkan pandangan yang mendalam tentang hubungan antara kenangan, penyesalan, dan upaya untuk mengatasi perasaan dan mengatur emosi. Zawawi berhasil menciptakan sebuah karya yang kaya makna dan berkesan, mencerminkan kompleksitas pengalaman manusia dalam menghadapi kenangan dan penyesalan.
Puisi: Ketemu Juga Akhirnya
Karya: D. Zawawi Imron
Biodata D. Zawawi Imron:
- D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.