Puisi: Parangtritis-Krakal (Karya Acep Zamzam Noor)

Puisi "Parangtritis-Krakal" Karya Acep Zamzam Noor menggambarkan suasana pantai dengan segala keheningan dan kedalaman makna yang tersirat di ...
Parangtritis-Krakal
(Buat Catherina Setyawati)

Di luar segala sunyi hanya bukit karang
Yang masih bisa kutandai
Ciuman ombak semakin beku dan senyap
Lidahnya menjilati langkah pengembara
Menjadi kelabu dan tua

Jangan bicara pada ranting-ranting
Mata kemarau telah melahapnya
Biarlah garam menyelimuti tubuh kita
Kristal-kristalnya akan memercikkan cahaya
Lalu bayangkan kemesraan asap dengan api

Kini tinggal tatapanmu dan mendung
Yang masih bisa kutandai
Tak tahu kapan kelahiran ini bermula
Suara laut seperti menyimpan gemuruh takbir
Yang dibongkar gelombang

Dan yang bernama sunyi
Seperti kubur-kubur yang terus digali
Mungkin malam nanti kita akan lelap bermimpi
Atau menjelang subuh bintang-bintang luruh ke bumi
Lalu kenangkan sebuah ranjang yang terbakar

1987

Sumber: Jalan Menuju Rumahmu (2004)

Analisis Puisi:

Puisi "Parangtritis-Krakal" Karya Acep Zamzam Noor merupakan karya yang sarat dengan nuansa alam dan filosofi kehidupan. Puisi ini menggambarkan suasana pantai dengan segala keheningan dan kedalaman makna yang tersirat di dalamnya.

Tema

Puisi ini mengusung tema tentang keheningan, perenungan, dan keterasingan di tengah alam. Pantai Parangtritis dan Krakal digambarkan sebagai tempat yang sunyi, menjadi simbol perjalanan batin seseorang dalam menghadapi kehidupan yang penuh misteri dan ketidakpastian.

Makna Tersirat

Di balik deskripsi alam yang sunyi dan mencekam, puisi ini menyimpan makna tentang kehidupan yang terus berjalan meskipun dilingkupi keheningan dan ketidakpastian. Ombak yang "menjilati langkah pengembara" bisa diartikan sebagai tantangan atau kenangan yang terus menghampiri seseorang. Selain itu, gambaran "suara laut seperti menyimpan gemuruh takbir" dapat diartikan sebagai tanda kebesaran Tuhan yang selalu hadir dalam kehidupan manusia.

Puisi ini bercerita tentang suasana di sekitar pantai Parangtritis dan Krakal, di mana seorang pengembara merasakan sunyi yang mendalam. Pengembara itu merenungkan perjalanan hidupnya, menghadapi perubahan dan ketidakpastian yang tergambar dalam lanskap pantai. Ombak yang membeku, lidah laut yang menjilat langkah, dan kubur-kubur yang terus digali menjadi metafora dari perjalanan hidup yang penuh tantangan dan kehilangan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan pesan tentang perenungan diri dan ketidakpastian hidup. Alam, dengan segala keheningannya, mengajarkan manusia untuk merenungi eksistensinya. Selain itu, ada pesan bahwa kehidupan ini adalah sebuah perjalanan yang harus dijalani dengan penuh kesadaran, meskipun penuh misteri dan tantangan.

Imaji

Puisi ini kaya akan imaji visual dan sensorik yang menggambarkan keindahan sekaligus kehampaan pantai. Imaji "ciuman ombak semakin beku dan senyap" menciptakan kesan visual yang kuat tentang laut yang membisu. Imaji "garam menyelimuti tubuh" menghadirkan sensasi fisik yang tajam, seolah pembaca bisa merasakan butiran garam menempel di kulit. Sementara itu, "suara laut seperti menyimpan gemuruh takbir" membawa imaji auditif yang mengingatkan pada keagungan dan kebesaran Tuhan.

Majas

Puisi ini menggunakan berbagai majas, antara lain:
  • Personifikasi: "Lidahnya menjilati langkah pengembara", memberikan sifat manusiawi pada laut yang seolah menjilat jejak kaki seseorang.
  • Metafora: "Kini tinggal tatapanmu dan mendung", yang menggambarkan kesepian dan ketidakpastian dalam hidup.
  • Simbolisme: "Kristal-kristalnya akan memercikkan cahaya" bisa diartikan sebagai harapan dalam keterasingan.
Puisi "Parangtritis-Krakal" karya Acep Zamzam Noor adalah sebuah refleksi perenungan terhadap kehidupan, dengan memanfaatkan lanskap pantai sebagai metafora. Keheningan dan ketidakpastian yang digambarkan dalam puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan hidup yang penuh misteri. Dengan imaji yang kuat dan penggunaan majas yang kaya, puisi ini menghadirkan suasana yang mendalam dan menyentuh.

Acep Zamzam Noor
Puisi: Parangtritis-Krakal
Karya: Acep Zamzam Noor

Biodata Acep Zamzam Noor:
  • Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
  • Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Komputer Teler Kalian jejalkan data-data-data-data-data ke dalam teligaku tuli mulutku gagu duburku ngilu! kalian bilang cinta-cinta-cinta ke dalam mataku buta s…
  • Siantan 1942Kapal besidi sela gunung gelombangLaut Cina Selatan.Di anjunganNakhoda berkacak pinggangTubuhnya dari tembagabersimbah asin pengalamandan kebencian kepada sang tuanyang…
  • Kupu-Kupu Kaca Sehabis meninggalkan jejak kemarau lama lalu kupu-kupu menjadi kaca Aku makin mengerti keluh bumi ini Malam menjadi jalan dan mencari pemilik diri J…
  • Kuala Enok 1949Kisahkan lagi kepadaku, ibutentang bintang terang yang jatuhmendadak, mendedasdi atas Kuala Enok duludalam badai mengamuk puncaklaut yang mabukbercampur maung mesiuL…
  • JendelaSepuluh ribu kali selamat pagiSepuluh ribu kali selamat malamKicau murai, fajar dan embunUap asin dari laut yang jauhBancuhan ketawa           …
  • Lonceng Tinju Setiap kali lonceng berkleneng Tanda putaran dimulai Setiap kali mereka bangkit Dan mengepalkan tinju Setiap teriakan histeria Bergemuruh suaranya Aku kelu …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.