Puisi: Di Sebuah Tikungan (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Di Sebuah Tikungan" karya D. Zawawi Imron mengeksplorasi tema pertemuan yang penuh ancaman dan perlindungan melalui simbolisme dan metafora ...
Di Sebuah Tikungan

Di sebuah tikungan aku bertemu seseorang, sambil
menyebutkan namanya yang tak mungkin kuhapal
ia mengulurkan tangan
Tapi tangan kananku sedang kutinggalkan di rumah
menepuk-nepuk paha anakku yang hendak tidur,
terpaksa kuulurkan tangan kiriku
Orang itu marah, seketika tangannya berubah menjadi
cakar harimau, dengan kuku-kukunya yang tajam
bersiap untuk menerkam
Aku lari. Begitu ia mengejarku dan mengejarku, untunglah
segera kutemukan tempat aman dalam kidung
yang disenandungkan ibuku setiap larut malam.

1978

Sumber: Bulan Tertusuk Lalang (1982)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Sebuah Tikungan" karya D. Zawawi Imron menggambarkan pertemuan yang penuh ketegangan dan simbolik antara penulis dan seseorang di tikungan jalan. Dengan gaya bahasa yang penuh metafora dan simbolisme, puisi ini mengeksplorasi tema pertemuan yang tidak terduga, ancaman, dan perlindungan dalam bentuk tradisi lisan.

Tema dan Makna

  • Pertemuan yang Tak Terduga: Puisi ini dimulai dengan pertemuan yang tidak terduga di sebuah tikungan. Pertemuan ini menjadi pusat konflik dalam puisi, di mana penulis bertemu seseorang yang namanya sulit diingat. Kejadian ini menggambarkan situasi yang mendekati situasi surrealis atau mimpi, di mana interaksi sehari-hari berubah menjadi sesuatu yang lebih menakutkan dan simbolik.
  • Simbolisme dan Ancaman: Orang yang ditemui di tikungan awalnya terlihat ramah dengan mengulurkan tangan, namun tangan tersebut kemudian berubah menjadi cakar harimau dengan kuku tajam. Transformasi ini melambangkan ancaman yang tidak terduga dan bahaya yang mungkin tersembunyi di balik penampilan yang ramah. Simbol cakar harimau menonjolkan bahaya yang mengintai dan ketidakpastian yang dihadapi penulis.
  • Perlindungan dan Ketenangan: Ketika penulis melarikan diri dari ancaman tersebut, ia menemukan perlindungan dalam "kidung" yang dinyanyikan oleh ibunya. Kidung ini menjadi simbol keamanan dan ketenangan, menggarisbawahi peran penting dari tradisi dan warisan budaya dalam memberikan rasa perlindungan dan kenyamanan di tengah situasi yang menegangkan.
  • Hubungan Keluarga dan Tradisi: Puisi ini menekankan pentingnya hubungan keluarga dan tradisi dalam menghadapi ancaman dan ketidakpastian. Kidung ibu menjadi pelindung dan penghibur bagi penulis, menggambarkan bagaimana warisan budaya dan kasih sayang keluarga dapat memberikan perlindungan emosional di saat-saat yang sulit.

Gaya Bahasa dan Teknik Puitis

  • Metafora dan Simbolisme: Zawawi menggunakan metafora dan simbolisme untuk menyampaikan pesan-pesan mendalam dalam puisi ini. Cakar harimau yang tajam dan transformasi tangan menjadi simbol ancaman yang mengintai. Sementara itu, kidung ibu mewakili perlindungan dan keamanan yang diberikan oleh tradisi dan hubungan keluarga.
  • Imaji dan Deskripsi: Imaji yang digunakan dalam puisi ini sangat kuat. Deskripsi tentang cakar harimau dan tangan yang berubah menjadi ancaman menciptakan gambar yang jelas tentang bahaya dan ketegangan. Sementara itu, kidung ibu sebagai tempat perlindungan memberikan rasa ketenangan dan kenyamanan yang kontras dengan ancaman yang dihadapi.
  • Konflik dan Resolusi: Konflik utama dalam puisi ini adalah ancaman dari orang yang ditemui di tikungan. Resolusi dari konflik ini ditemukan dalam kidung yang dinyanyikan oleh ibu, yang menawarkan perlindungan dan ketenangan. Struktur ini menunjukkan bagaimana konflik dapat diatasi melalui dukungan emosional dan tradisi.
  • Gaya Bahasa Puitis: Gaya bahasa puitis Zawawi dalam puisi ini menciptakan suasana yang menegangkan namun penuh makna. Pilihan kata yang spesifik dan metafora yang digunakan untuk menggambarkan ancaman dan perlindungan menunjukkan kemahiran Zawawi dalam menyampaikan pesan-pesan emosional dan simbolik melalui puisi.
Puisi "Di Sebuah Tikungan" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya yang mengeksplorasi tema pertemuan yang penuh ancaman dan perlindungan melalui simbolisme dan metafora yang kuat. Dengan menggunakan imaji yang jelas dan teknik puitis yang mendalam, Zawawi menciptakan pengalaman membaca yang menegangkan dan reflektif. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana ancaman dan ketidakpastian dapat diatasi melalui perlindungan yang diberikan oleh tradisi dan hubungan keluarga.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Di Sebuah Tikungan
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.