Analisis Puisi:
Puisi "Prasasti Cinta Negeri Perempuan Sederhana" karya Diah Hadaning menggambarkan kerinduan, penghargaan, dan pengorbanan seorang ayah terhadap anak perempuannya.
Tema Sentimen dan Kerinduan: Puisi ini menciptakan suasana yang sarat dengan sentimen dan kerinduan, terutama dari sudut pandang seorang anak perempuan terhadap ayahnya yang telah tiada. Pemilihan kata-kata yang puitis dan gambaran alam yang indah menggambarkan kehilangan yang dirasakan oleh sang anak.
Simbolisme Alam: Penyair menggunakan elemen alam, seperti angin pagi, kabut, dan matahari, untuk menciptakan latar belakang yang kaya akan atmosfir dan emosi. Angin pagi Agustus, misalnya, mewakili kehadiran lembut sang ayah yang terus diingat dan dirindukan oleh anak perempuannya.
Penghargaan terhadap Ayah: Puisi ini juga mengungkapkan penghargaan yang mendalam terhadap peran ayah dalam kehidupan anak perempuannya. Ayah digambarkan sebagai figur yang penuh semangat, bijaksana, dan memiliki harapan besar terhadap masa depan anaknya.
Warisan Perjuangan: Melalui ungkapan sang ayah, puisi ini juga menyoroti pentingnya warisan perjuangan yang ditinggalkan bagi anak perempuan. Sang ayah percaya bahwa anaknya akan tumbuh menjadi sosok yang kuat dan penuh pengertian, seperti Kalinyamat dan Kartini, dua tokoh perempuan inspiratif dalam sejarah Indonesia.
Prasasti Cinta dan Tembang: Penyair menggunakan prasasti di padang-padang sebagai metafora untuk keabadian cinta dan pengorbanan sang ayah. Tembang yang dikirim oleh sang anak juga menjadi simbol dari kesetiaan dan penghargaan yang tak terhingga terhadap sang ayah yang telah tiada.
Puisi "Prasasti Cinta Negeri Perempuan Sederhana" karya Diah Hadaning merupakan sebuah penghormatan terhadap ayah dan hubungan antara seorang ayah dan anak perempuannya. Dengan menggunakan simbolisme alam, penghargaan, dan warisan perjuangan, puisi ini menggambarkan kerinduan yang mendalam dan kesetiaan yang abadi antara keduanya.
Puisi: Prasasti Cinta Negeri Perempuan Sederhana
Karya: Diah Hadaning