Puisi: Nelayan Tersesat (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Nelayan Tersesat" karya Dorothea Rosa Herliany menggambarkan perjuangan manusia dalam mencari makna dan tujuan di tengah kebingungan dan ...
Nelayan Tersesat

"Sampanku tersesat di sebuah negeri terbuka,"
jerit seorang nelayan kecil dan papa.
"Di mana-mana pintu. siapa pun bebas memasukinya."
(Ikan-ikan merubung dan ternganga).

Nelayan kecil itu bagai telah terbebas
dari sebuah lorong tertutup dan gelap.
dinding-dinding memantulkan sakit
dan nestapa.

"Berkatalah, dan mereka akan mendengar,"
ia berkata.
"bukalah mulutmu, dan tangan-tangan tergapai menyalammu."
(Ikan-ikan merubung dan ternganga).

"Sampanku tersesat di sebuah negeri terbuka.
mereka akan mendengar harapan dengan tegur sapa.
untuk apa kail, sebab banyak mulut yang sedia
menjadi wakil untuk membunuh rasa lapar kita."
(Ikan-ikan merubung dan ternganga).

Seorang nelayan kecil dan papa. matanya tak 
cukup tajam untuk meraba-raba. hatinya terlalu
teduh buat keisengan tegur sapa. dadanya terlalu
terbuka buat harapan-harapan.

Kebisuan dinding-dinding langit yang dingin
mendesis dan meronta. derita terkibas
sayap-sayap emasnya.

1992

Sumber: Nikah Ilalang (1995)

Analisis Puisi:

Puisi "Nelayan Tersesat" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah karya sastra yang menyentuh hati, menggambarkan perjalanan seorang nelayan kecil yang tersesat di negeri yang asing. Melalui metafora dan simbolisme, Herliany mengajak pembaca merenungi kondisi manusia yang penuh dengan pencarian, harapan, dan ketidakpastian.

Di bait pertama, pembaca diperkenalkan dengan sosok nelayan kecil yang papa, yang merasakan kebingungan dan keterasingan di tempat yang baru. "Sampanku tersesat di sebuah negeri terbuka," adalah kalimat pembuka yang kuat, menggambarkan perjalanan yang tidak terduga dan penuh tantangan. Negeri terbuka ini dipenuhi dengan pintu-pintu yang bisa dimasuki siapa saja, menciptakan gambaran kebebasan yang sekaligus menakutkan.

Simbolisme Ikan

Ikan-ikan yang "merubung dan ternganga" dalam puisi ini mungkin bisa dimaknai sebagai simbol dari peluang dan tantangan yang datang secara bersamaan. Kehadiran ikan-ikan yang mengelilingi nelayan mencerminkan berbagai kesempatan yang tersedia, tetapi sekaligus menimbulkan ketakutan dan kebingungan.

Tema Pembebasan dan Pencarian

Puisi ini juga berbicara tentang pembebasan. Nelayan kecil yang merasa seolah-olah telah terbebas dari lorong gelap dan tertutup, menggambarkan perjuangan manusia untuk keluar dari kesulitan dan penderitaan. Dinding-dinding yang memantulkan sakit dan nestapa menekankan betapa sulitnya jalan yang telah ditempuh.

Kebebasan Berbicara dan Harapan

Di bagian tengah puisi, terdapat pengakuan akan kekuatan berbicara dan mendengar. "Berkatalah, dan mereka akan mendengar," menggarisbawahi pentingnya komunikasi dan interaksi sosial dalam menemukan arah dan tujuan. Hal ini menyoroti peran dialog dan hubungan antar manusia dalam mengatasi ketidakpastian dan mencapai harapan.

Simbolisme Kail dan Mulut

"Untuk apa kail, sebab banyak mulut yang sedia menjadi wakil untuk membunuh rasa lapar kita," adalah ungkapan yang sarat makna. Kail, yang biasanya menjadi alat nelayan untuk menangkap ikan, di sini diabaikan karena sudah ada mulut yang siap membantu. Ini bisa dimaknai sebagai kritik terhadap ketergantungan manusia pada orang lain, atau sebagai refleksi dari solidaritas dan kebersamaan dalam menghadapi kesulitan.

Kondisi Nelayan dan Harapan

Di bait terakhir, digambarkan kondisi nelayan yang tidak cukup tajam untuk meraba-raba, dengan hati yang teduh dan dada yang terbuka untuk harapan. Hal ini mencerminkan kerentanan dan ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi dunia yang luas dan penuh tantangan. Kebisuan dinding-dinding langit yang dingin menggambarkan kesepian dan penderitaan yang masih menyelimuti, meskipun ada harapan yang terbuka lebar.

Puisi "Nelayan Tersesat" adalah puisi yang penuh dengan refleksi dan simbolisme, menggambarkan perjuangan manusia dalam mencari makna dan tujuan di tengah kebingungan dan ketidakpastian. Karya Dorothea Rosa Herliany ini mengajak kita untuk merenungi kondisi manusia, pentingnya komunikasi, dan kekuatan harapan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Puisi ini, dengan keindahan dan kedalaman maknanya, berhasil menyentuh dan menginspirasi pembaca untuk terus berjuang dan berharap di tengah segala kesulitan.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Nelayan Tersesat
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.