Puisi: Berlagu Hatiku (Karya Amir Hamzah)

Puisi "Berlagu Hatiku" menggambarkan perasaan cinta, keindahan alam, dan kompleksitas kehidupan manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk ....
Berlagu Hatiku

Bertangkai bunga kusunting
kujunjung kupuja, kurenung
berlagu hatiku bagai seruling
kukira sekalini menyecap untung.

Dalam hatiku kuikat istana
kusemayamkan tuan di geta kencana
kuhamburkan kusuma cempaka mulia
kan hamparan turun dewi kakanda ...

Tetapi engkau orang biasa
merana sahaja tiada berguna
malu bertalu kerana aku
ganjil terpencil berpaut ke dahulu.

Sumber: Buah Rindu (1941)

Analisis Puisi:

Puisi "Berlagu Hatiku" karya Amir Hamzah adalah karya sastra yang mengungkapkan perasaan penyair terhadap cinta dan ketidaksempurnaan manusia. Puisi ini melalui penggambaran bunga, musik, dan istana menciptakan suasana romantis dan mendalam.

Cinta dan Keindahan Alam: Puisi ini menggambarkan perasaan cinta penyair melalui gambaran bertangkai bunga yang dijadikan simbol cinta. Bunga yang diibaratkan sebagai tali cinta menggambarkan rasa keterikatan dan keindahan dalam hubungan asmara. Penyair juga menyematkan gambaran bunga sebagai suatu yang dijaga, dipuja, dan diperhatikan dengan hati yang penuh kasih.

Kedalaman Perasaan: Penyair mengungkapkan perasaan batin melalui metafora hati yang berlagu bagai seruling. Seruling yang melagukan musik menggambarkan suara hati yang mampu mengungkapkan perasaan yang mendalam dan indah. Metafora ini memberikan kesan bahwa perasaan penyair begitu dalam dan terasa indah.

Ketidaksempurnaan dan Kehidupan Manusia: Meskipun puisi ini mengandung gambaran yang indah, penyair juga menyelipkan tema ketidaksempurnaan dan kenyataan hidup manusia. Penyair menyatakan bahwa dalam hatinya dia membangun istana indah untuk sang kekasih. Namun, ia menyadari bahwa kehidupan nyata tidak selalu sesuai dengan harapan dan keindahan yang dibayangkan. Orang yang dicintainya adalah "orang biasa" yang mengalami kesusahan dan merasa tidak berarti.

Puisi "Berlagu Hatiku" adalah karya yang menggambarkan perasaan cinta, keindahan alam, dan kompleksitas kehidupan manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perasaan cinta yang mendalam, sekaligus menghadapi kenyataan bahwa hidup tidak selalu sesuai dengan harapan. Pesan puisi ini mencerminkan keragaman perasaan manusia dan menggambarkan bagaimana perasaan dan realitas hidup bisa berdampingan dalam suatu karya sastra yang indah.

Amir Hamzah
Puisi: Berlagu Hatiku
Karya: Amir Hamzah

Biodata Amir Hamzah:
  • Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
  • Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
  • Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
  • Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
  • Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
  • Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
  • Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
  • Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Kamadewi Kembali pula engkau datang kepadaku di waktu sekarang tengah menjadi permainan gelombang gelombang terberai di bunga karang. Lah lama kau kulupakan lah lampau bag…
  • Barangkali Engkau yang lena dalam hatiku akasa swarga nipis-tipis yang besar terangkum dunia kecil terlindung alis. Ku junjung di atas hulu ku puji di pucuk lid…
  • Panji di Hadapanku Kau kibarkan panji di hadapanku. Hijau jernih di ampu tongkat mutu-mutiara. Di kananku berjalan, mengiring perlahan, Ridlamu rata, dua sebaya, Putih-puti…
  • Tetapi Aku Tersapu sutera pigura Dengan nilam hitam kelam Berpadaman lentera alit Beratus ribu di atas langit. Seketika sekejap mata Segala ada menekan dada Napas nipis b…
  • Senyum Hatiku, Senyum Senyum hatiku, senyum gelak hatiku, gelak dukamu tuan, aduhai kulum walaupun hatimu, rasakan retak. Benar mawar kembang melur mengirai kelopak ana…
  • Turun Kembali Kalau aku dalam engkau dan kau dalam aku adakah begini jadinya aku hamba engkau penghulu? Aku dan engkau berlainan engkau raja,…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.