Analisis Puisi:
Puisi "No Smoking Poem" karya Agus R. Sarjono adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan hubungan cinta dengan menggunakan metafora rokok. Puisi ini merenungkan perasaan ketagihan, keterbatasan, dan daya tarik cinta yang intens. Penulis menggunakan imaji rokok sebagai simbol cinta yang menggelora dan tak terhindarkan.
Metafora Rokok dan Cinta: Penulis menggunakan metafora rokok untuk menggambarkan cinta yang intens dan tak terelakkan. Seperti sulitnya merokok di suatu tempat yang terbatas, begitu juga sulitnya menahan perasaan cinta yang kuat. Rokok menjadi simbol keinginan mendalam yang tak bisa dihindari, sebagaimana cinta yang menggebu-gebu.
Keterbatasan dan Kandungan Emosi: Penulis menciptakan perasaan keterbatasan dalam puisi ini, seperti keterbatasan dalam merokok di tempat tertentu, yang mencerminkan keterbatasan dalam merasakan dan mengungkapkan cinta. Kata-kata seperti "segalanya terbatas" dan "mengapa sulit sekali" menciptakan rasa ketidakmampuan untuk mengontrol perasaan dan dorongan cinta.
Ketagihan Cinta: Istilah-istilah seperti "ketagihan," "mendamba," dan "ketagihan akan racun cintamu" menggambarkan cinta sebagai suatu ketagihan yang menguasai dan membuat tergantung. Perasaan ini diibaratkan seperti paru-paru yang mendamba rokok, menggambarkan betapa kuatnya hasrat dan keinginan terhadap cinta.
Pemisahan dan Pengorbanan: Penyair merenungkan tentang pemisahan dan pengorbanan dalam hubungan ini. Meskipun hubungan cinta mereka adalah sesuatu yang abadi, ada pemisahan dalam keterbatasan dan realitas kehidupan. Namun, dalam hasrat dan pesona, sang pemilik hati (penyair) meraih tangan sang kekasih dengan penuh keinginan.
Larangan dan Tarikan Cinta: Puisi ini juga mengeksplorasi tema larangan, seperti larangan merokok. Meskipun tidak ada tanda larangan yang dapat menghentikan perasaan cinta, penulis ingin menggambarkan bahwa perasaan cinta itu sendiri seperti rokok yang tak terkendali, menghasilkan bara cinta yang terus berkobar.
Puisi "No Smoking Poem" oleh Agus R. Sarjono adalah suatu penggambaran cinta yang intens dan menggebu-gebu, menggunakan metafora rokok sebagai simbol perasaan yang sulit dihindari dan menguasai. Dengan menggunakan bahasa yang puitis dan imaji yang kuat, penulis menggambarkan perasaan ketagihan, keterbatasan, dan intensitas cinta yang tak terbendung.