Puisi: Ketika April pun Usai (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Ketika April pun Usai" karya Diah Hadaning mengangkat tema tentang kekuatan dan perjuangan perempuan, terinspirasi oleh semangat Kartini dan ..
Ketika April pun Usai

Nyanyi-nyanyi telah terekam dalam hati
dan melati segar telah telah sempurna dalam puisi
adakah masih tergetar di hatimu, hai
ikrar dan setia tempo hari
manakala Kartini menatap dengan senyum abadi.

O, derita hidup yang selalu membuatmu merengut
Sarinah dan Siti yang wajahmu cepat nian keriput
jangan biarkan itu menghelamu menuju mata pedang
di tanah ini terlalu banyak saudara yang kasih dan sayang
yang tahu dan paham makna dunia wanita, datang, datanglah
kembangkan lenganmu yang indah.

Mumpung matahari masih hangat bergairah
tak perlu cemas kehilangan arah
tajamkan batinmu arah utara
dari mana pekik Kartini membahana
Sarinah dan Siti, jangan jongkok mari berdiri
bersama kami berbondong dan bernyanyi
April pasti datang dan datang lagi.

Jakarta, 1979

Analisis Puisi:

Puisi "Ketika April pun Usai" karya Diah Hadaning mengangkat tema tentang kekuatan dan perjuangan perempuan, terinspirasi oleh semangat Kartini dan makna budaya Jawa yang kental.

Struktural

  • Penggunaan Metafora dan Imaji: Puisi dimulai dengan imaji nyanyian yang terekam dalam hati dan keindahan melati yang sempurna dalam puisi, menyoroti keindahan alam serta kekayaan emosional dalam pengalaman perempuan.
  • Panggilan untuk Perjuangan dan Kebangkitan: Penyair mengajak untuk menghadapi derita hidup dengan kekuatan dan keberanian. Sarinah dan Siti mewakili perempuan-perempuan yang kuat meskipun dihadapkan pada berbagai kesulitan.
  • Referensi Sejarah dan Budaya: Penggunaan nama-nama seperti Kartini mengaitkan puisi dengan tokoh sejarah Indonesia yang ikonik dalam perjuangan emansipasi wanita. Hal ini menambah dimensi budaya dan sejarah dalam interpretasi puisi.

Makna dan Interpretasi

Puisi "Ketika April pun Usai" merayakan semangat perempuan dan membangkitkan kesadaran akan kekuatan kolektif dalam menghadapi tantangan hidup. April, dalam konteks puisi, bukan hanya sebagai bulan, tetapi juga simbol perjuangan yang terus berlanjut dan siklus kehidupan yang tak pernah berhenti.

Diah Hadaning melalui puisi ini tidak hanya mengingatkan kita akan sejarah dan budaya yang kaya, tetapi juga mengajak untuk merenungkan tentang arti perjuangan dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup. "Ketika April pun Usai" mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah dan selalu bangkit dari setiap kesulitan yang datang.

"Puisi: Ketika April pun Usai (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Ketika April pun Usai
Karya: Diah Hadaning

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.