Analisis Puisi:
Puisi "Na Sonang Do Hita Na Dua" karya Goenawan Mohamad adalah refleksi yang penuh dengan rasa nostalgia, kesendirian, dan pertanyaan tentang hubungan manusia dengan waktu dan nasib.
Nostalgia dan Kerinduan: Puisi ini dimulai dengan gambaran derum daun-daun di Ithaca yang mengingatkan pada lagu-lagu radio masa kecilnya. Ini menciptakan suasana nostalgia yang melambangkan kerinduan akan masa lalu dan pengalaman yang telah berlalu.
Kesendirian dan Kehilangan: Penyair menggambarkan kesendirian dengan merujuk pada ketiadaan orang yang berdua, hanya ada seseorang yang membetulkan rambutnya sendiri. Hal ini mencerminkan perasaan kehilangan dan kesepian yang dialami oleh subjek puisi.
Perubahan dan Perpisahan: Puisi ini menyentuh tema perubahan dan perpisahan melalui gambaran dua nomor telepon yang hilang dalam perpindahan yang panjang. Ini menggambarkan proses perubahan dalam kehidupan dan hubungan yang bisa berubah seiring waktu.
Ketidakpastian dan Pertanyaan: Penyair mengeksplorasi tema ketidakpastian tentang masa depan dan nasib manusia. Pertanyaan "dengan siapa kita akhirnya akan berada, akan berdua" menggarisbawahi ketidakpastian akan akhir dari kehidupan dan hubungan.
Struktur dan Bahasa: Puisi ini memiliki struktur yang sederhana namun kuat, dengan frase "Na sonang do hita na dua" yang memberikan kesan ritmis dan tema kesendirian dan kehilangan. Bahasa yang digunakan sederhana namun menggambarkan gambaran yang kuat dan mendalam.
Puisi "Na Sonang Do Hita Na Dua" karya Goenawan Mohamad adalah pengamatan yang dalam tentang kesendirian, nostalgia, dan ketidakpastian dalam kehidupan manusia. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini menggambarkan perasaan dan pikiran yang kompleks tentang waktu, hubungan, dan nasib.
Biodata Goenawan Mohamad:
- Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
- Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.