Analisis Puisi:
Puisi "Surat Pembaca" karya Agus R. Sarjono merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan keadaan alam dan perumpamaan manusia dalam kaitannya dengan ketidakpedulian dan ketidakseimbangan dalam kehidupan. Dengan gaya bahasa yang lugas dan gambaran yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang ketidakharmonisan dan kurangnya perhatian terhadap lingkungan sekitar.
Latar Tempat dan Waktu: Puisi ini menggambarkan beberapa lokasi alam, seperti danau, padang, dan hutan, serta suasana malam purnama. Latar tempat dan waktu ini memberikan suasana yang tenang dan sejuk, tetapi dalam konteks puisi ini juga mencerminkan ketidakseimbangan dan ketidakpedulian.
Personifikasi Alam: Agus R. Sarjono menggunakan personifikasi untuk menggambarkan alam seperti burung bangau, katak, ikan-ikan, dan bunga. Burung bangau yang mencangkung sendirian, katak dan ikan-ikan yang tak berani bercinta, serta kembang yang tersedu-sedu sendirian mencerminkan kesepian dan ketidakharmonisan.
Perumpamaan Manusia: Melalui gambaran alam, puisi ini menyiratkan kondisi manusia yang juga bisa merasa kesepian dan terabaikan meskipun dalam situasi yang indah. Dalam hal ini, surat pembaca menjadi metafora untuk menggambarkan manusia yang mencoba menyampaikan keluhan dan saran, tetapi terkadang kurang diperhatikan.
Ketidakseimbangan dan Ketidakpedulian: Puisi ini menggambarkan ketidakseimbangan dan ketidakpedulian dalam kehidupan. Burung bangau, katak, ikan, dan bunga yang mencangkung, tersedu-sedu, dan terbiar menggambarkan bahwa lingkungan alam tidak berjalan sesuai dengan alaminya. Hal ini mencerminkan bahwa manusia sering kali tidak peduli terhadap lingkungan sekitar dan cenderung merasa terasing.
Puisi "Surat Pembaca" karya Agus R. Sarjono adalah sebuah refleksi tentang ketidakseimbangan dan ketidakpedulian dalam kehidupan manusia dan lingkungan. Melalui penggambaran alam dan perumpamaan manusia, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya menjaga harmoni dan kepedulian terhadap alam dan sesama manusia. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk lebih sensitif terhadap lingkungan dan hubungan antara manusia dan alam.