Analisis Puisi:
Puisi "Mozaik Surabaya" karya Diah Hadaning menggambarkan perjalanan, harapan, keberanian, dan kehidupan sehari-hari dalam konteks Surabaya, sebuah kota yang kaya sejarah dan dinamika sosialnya. Berikut adalah beberapa analisis dari puisi tersebut:
Kiasan Perjalanan dan Peradaban: Puisi ini menggunakan metafora perjalanan yang panjang sebagai gambaran tentang eksistensi manusia. Ada upaya yang disampaikan dalam mengayuh harapan-harapan dan cita-cita yang tersemat dalam jiwa. Konsep perjalanan dalam puisi ini mencerminkan perjalanan kehidupan yang tak pernah berhenti.
Mozaik Hidup dan Realitas: Kota Surabaya digambarkan sebagai sebuah mozaik kehidupan, yang terdiri dari beragam elemen dan kisah-kisah. Kata "mozaik" memunculkan citra keanekaragaman dan keunikan yang menyusun kota dan kehidupan di dalamnya.
Sentimen dan Gambaran Kota: Penyair, dengan rasa seni yang tinggi, membawa kita ke Surabaya dalam detil yang kaya akan kehidupan sehari-hari. Diah Hadaning menghadirkan kontras antara "mozaik besar Darmahusada" dan "Blauran yang kusam", menggambarkan kemajuan dan stagnasi yang mewarnai keberadaan Surabaya.
Pertanyaan yang Menggetarkan: Puisi ini juga mengandung pertanyaan-pertanyaan yang menggetarkan, seperti adakah yang berkerlip di sana? Apakah ada senyum yang mengunci perbincangan? Ini menimbulkan refleksi tentang keberadaan, hubungan, dan dinamika kota yang terus berubah.
Puisi "Mozaik Surabaya" merupakan serangkaian refleksi dan pertanyaan tentang perjalanan, harapan, keberanian, dan kehidupan di kota Surabaya. Diah Hadaning secara artistik menggambarkan kehidupan yang dinamis, kaya akan keragaman, dan perubahan yang kontinu dalam lirik-lirik yang sarat makna.

Puisi: Mozaik Surabaya
Karya: Diah Hadaning