Puisi: Idul Fitri (Karya Bahrum Rangkuti)
Puisi "Idul Fitri" karya Bahrum Rangkuti adalah ungkapan kegembiraan dan syukur atas datangnya hari kemenangan umat Islam setelah menjalani ibadah ...
Idul Fitri
Hari ini Idul Fitri, Sayang
Dan dengarlah insan memuji Tuhan
Maha Pencipta Alam Semesta
Allahu Akbar, Allahu Akbar!
Wa lillahil hamdu!
Sejak malam tadi (Malam Takbiran)
Udara menggema syukur, tasbih dan pujian
Senyum, solek dan tawa sepanjang jalan!
Tiada yang kami cintai kecuali Engkau semata
Tiada yang kami sembah kecuali Engkau jua
Engkaulah sumber kegembiraan kami, Rabbana!
Sebulan lamanya, 'lah Engkau ajari kami
Bagaimana datang menghampir pada-Mu
Engkau ajak kami bertamasya di kebun-kebun rohani
Siang malam bersama-sama Engkau
Minum dan kefarjian. Menjalankan tarawih
Zikir, tafakkur, sembahyang tahajjud tengah malam
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Wa lillahil hamdu!
Sewaktu-waktu kami bernisbah dengan Engkau
Kami renungkan kerja sifat-sifat-Mu
Dalam diri kami, keluarga, tetangga
Dan umat seantero!
Kami rasakan nikmat karunia-Mu
Kian mesra selamanya ini
Apa juga menyegarkan selera lidah
Apa juga indah dan merdu bagi mata dan telinga!
Semuanya itu kami jauhi sebulan lamanya
Sedari subuh berkumandang hingga maghrib
Semata-mata karena ingin beroleh kehampiran pada-Mu
Hari ini Idul Fitri, Sayang
Dan dengarlah insan memuji Tuhan
Maha Pencipta Alam Semesta!
Anak-anak berkeliaran kemana-mana
Berpakaian serba mewah dan gemerlapan
Ummat berjalan kaki (tua dan muda)
Singgah kerumah teman, kawan, dan kenalan
Tak kelihatan lagi tuna karya,
Miskin, dan gelandangan
Agaknya iseng dengan beras fitrah
Di kolong jembatan!
Meski untuk 2-3 hari, perut dapat ganjelan
Tak perlu lagi 'ngemis, kena bentak
Namun timbul tanya dalam hati:
Apakah hari ini Lebaran
Wajah insan berseri-seri, senyum ke sini senyam ke sana
Dan lidah lancar 'nyebut: - Maaf Lahir dan Batin
Minal Aidin Wal-faizin!
Esok lusa, sengaja ataupun tidak, kita mulai lagi
Berkhianat, bermalas-malasan; dan berbuat salah
Bukankan datang Hari Raya
Kembali di tahun depan cerah
Jika begitulah konon, apakah artinya Idul Fitri
(Kembali pada kemurnian fitrah insan sejati)
Menjauhi kesalahan dan sedia berbuat kebajikan
Mencari jalan ke-Ridhaannya, senantiasa?
Analisis Puisi:
Puisi "Idul Fitri" karya Bahrum Rangkuti adalah ungkapan kegembiraan dan syukur atas datangnya hari kemenangan umat Islam setelah menjalani ibadah puasa Ramadan. Dalam puisi ini, Bahrum Rangkuti menggambarkan suasana meriah dan penuh syukur di hari Idul Fitri, serta mengajak pembaca untuk merenungkan makna sejati dari perayaan ini.
Tema
- Kesyukuran dan Kebahagiaan: Puisi ini mencerminkan tema kesyukuran dan kebahagiaan umat Islam atas datangnya hari kemenangan setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh.
- Ketakwaan dan Ketaatan: Bahrum Rangkuti menunjukkan tema ketakwaan dan ketaatan umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa dan ibadah lainnya selama bulan Ramadan, serta harapan untuk tetap mempertahankan ketaatan tersebut setelah Idul Fitri.
- Makna Sejati Idul Fitri: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna sejati dari perayaan Idul Fitri, yaitu menjauhi kesalahan, bermaksud baik kepada sesama, dan senantiasa mencari keridhaan Allah.
Gaya Bahasa
- Takbir dan Tasbih: Penggunaan takbir dan tasbih dalam puisi ini menciptakan suasana syukur dan pengagungan terhadap Allah atas kemenangan yang diberikan kepada umat Islam.
- Imaji dan Metafora: Bahrum Rangkuti menggunakan imaji-imaji yang kuat, seperti "anak-anak berkeliaran kemana-mana, berpakaian serba mewah dan gemerlapan", untuk menggambarkan keceriaan dan kegembiraan dalam suasana Idul Fitri. Metafora seperti "apakah hari ini Lebaran" mengundang pembaca untuk merenungkan makna sejati dari perayaan ini.
- Kontras: Puisi ini menggunakan kontras antara suasana meriah pada hari Idul Fitri dengan realitas kehidupan sehari-hari setelahnya untuk mengajak pembaca untuk merenungkan makna dan tujuan sejati dari perayaan ini.
Makna dan Interpretasi
Puisi "Idul Fitri" menyoroti pentingnya kesyukuran, ketakwaan, dan kebaikan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, bukan hanya selama bulan Ramadan atau hari Idul Fitri saja. Bahrum Rangkuti mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana menjaga semangat dan ketakwaan setelah perayaan Idul Fitri berakhir.
Melalui penggambaran suasana meriah Idul Fitri dan refleksi tentang makna sejati dari perayaan ini, puisi "Idul Fitri" karya Bahrum Rangkuti mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya kesyukuran, ketakwaan, dan kebaikan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, serta untuk tetap berpegang pada nilai-nilai tersebut setelah perayaan Idul Fitri berakhir.
Puisi: Idul Fitri
Karya: Bahrum Rangkuti
Biodata Bahrum Rangkuti:
- Bahrum Rangkuti lahir pada tanggal 7 Agustus 1919 di Galang, Deli Serdang, Sumatra Utara.
- Bahrum Rangkuti meninggal dunia pada tanggal 13 Agustus 1977 di Jakarta.
- Bahrum Rangkuti adalah salah satu Sastrawan Angkatan '45.