Morfin (Morphine) adalah obat nyeri dari jenis opiat yang ditemukan secara alami dalam sejumlah tanaman dan hewan. Morfin bekerja langsung pada pusat saraf (otak) untuk mengurangi rasa sakit, sehingga tidak membuat tubuh merasa sakit. Morfin dapat digunakan dengan cara diminum, disuntikan ke dalam otot, disuntikkan di bawah kulit, disuntikkan di pembuluh darah, atau ke dalam ruang di sekitar sumsum tulang belakang dan juga dubur.
Morfin memiliki potensi tinggi terhadap kecanduan/ketergantungan dan penyalahgunaan. Efek samping yang umum terjadi adalah mengantuk, muntah, dan sembelit.
Morfin pertama kali diisolasi antara tahun 1803 dan tahun 1805 oleh Friedrich Sertürner. Diyakini isolasi pertama dari morfin adalah bahan aktif dari tanaman, yang dipasarkan secara komersial pada tahun 1827. Kenyataan lain, morfin sebenarnya lebih banyak digunakan setelah penemuan jarum suntik pada tahun 1853-1855.
Penggunaan Morfin
Morfin dapat digunakan terutama untuk mengobati akut dan kronis parah. Morfin juga digunakan untuk nyeri akibat infark miokard dan untuk nyeri persalinan. Durasi analgesia adalah sekitar 3-7 jam. Dan meski hanya sedikit bukti yang mendukung, sebagai pengetahuan, morfin secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan edema paru akut. Selain itu, morfin juga efektif dalam mengurangi rasa sakit akibat kanker. Efek sampingnya adalah mual dan sembelit.
Efek Samping Penggunaan Morfin:
- Penurunan kesadaran.
- Euforia.
- Kantuk.
- Lesu.
- Penglihatan kabur.
- Rasa lapar berkurang.
- Merangsang batuk.
- Menyebabkan konstipasi.
- Ketergantungan.
- Insomnia.
- Mimpi buruk.
Penggunaan Morfin Berlebihan
Penggunaan Morfin yang berlebihan atau dalam jumlah yang tidak dianjurkan dapat menyebabkan asfiksia dan bahkan kematian (jika tidak segera menerima perhatian medis). Dosis minimum yang mematikan adalah 200mg, akan tetapi untuk kasus hipersensitivitas, 60mg saja bisa membuat seorang mati mendadak.